TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG bakal kembali melemah seiring dengan masih terjadinya aksi jual. Meski demikian, IHSG diperkirakan masih berada di atas kisaran support 6.349-6.366.
Reza menyebutkan sentimen positif yang didukung penguatan nilai tukar rupiah belum cukup kuat mengangkat laju IHSG. Hal tersebut melanjutkan pelemahan indeks saham yang terjadi.
Baca: IHSG Diprediksi Masih Tertekan, Simak Rekomendasi Saham Pilihan
Pada penutupan pasar Rabu, 10 Januari 2018, tercatat terjadi pelemahan IHSG sebesar 1,97 poin atau 0,03 persen. Pelemahan ini melanjutkan tren pelemahan pada penutupan penjualan sebelumnya, yang melemah 12,26 poin atau 0,19 persen.
"Rilis survei Bank Indonesia, yang memperkirakan penjualan eceran selama kuartal keempat tahun 2017 melambat, juga menjadi sentimen negatif yang menghambat laju IHSG," kata Reza, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 11 Januari 2018.
Survei Bank Indonesia sendiri mencatat bahwa penjualan eceran selama kuartal keempat 2017 hanya tumbuh 2,4 persen year-to-year. Hal ini dinilai melambat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016, yang mencatat penjualan eceran berada pada angka 9,5 persen year-to-year.
Selain itu, Reza mengatakan, melemahnya harga IHSG disebabkan oleh bursa saham di Asia. "Berkurangnya aksi beli asing juga membuat pergerakan IHSG kehilangan momentum untuk berbalik ke zona hijau," ujarnya. Adapun beberapa rekomendasi saham yang bisa dibeli hari ini adalah BBTN, LSIP, BBCA, AKRA, dan ELSA.