TEMPO.CO, Jakarta - PT Ratu Prabu Energi Tbk siap berinvestasi sebesar US$ 8 miliar (Rp 107,5 triliun) untuk membangun sembilan jalur tambahan LRT (kereta ringan/light rail transit) di Jakarta dan sekitarnya. Perusahaan optimistis bisa cepat balik modal dengan asumsi bisa menggaet lima juta penumpang sehari dan harga tiket senilai Rp 20 ribu.
Direktur Utama Ratu Prabu Energi, Burhanuddin Bur Maras, berkaca kepada operasional LRT di San Fransisco. Tiket LRT di sana dipatok seharga US$ 1,5 atau setara dengan Rp 20.250 dengan kurs Rp 13.500. Dengan asumsi setiap penumpang menggunakan LRT untuk berangkat dan pulang, Bur Maras menghitung satu orang akan menghabiskan US$ 3 per hari.
Baca juga: Garap LRT, Ratu Prabu Bantah Bersaudara dengan Sandiaga Uno
Jika lima juta orang naik LRT Ratu Prabu Energi, perusahaan bisa mengantongi US$ 15 juta per hari. Dalam setahun, pendapatannya mencapai US$ 5,4 miliar. "Dengan laba bersih 30 persen setahun, modal sebesar US$ 8 miliar akan balik dalam enam tahun," kata dia di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Januari 2018.
Namun Bur Maras menyatakan hitungan tersebut merupakan hitungan dirinya pribadi. Jika merujuk kepada kajian konsultannya, Bechtel Corporation, modal perusahaan baru akan kembali dalam waktu 15 tahun. Konsultan asal Amerika itu memperkirakan penumpang LRT hanya 2 hingga 3 juta orang per hari saat awal beroperasi.
Sebelumnya Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengatakan, investasi yang dibutuhkan untuk proyek pembangunan lebih dari 200 kilometer LRT di wilayah Jakarta dan sekitarnya diperkirakan mencapai US$ 25 miliar atau setara dengan Rp 336 triliun.