TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan startup atau rintisan Modalku membukukan total pinjaman yang dicairkan pada 2017 mencapai Rp 1 triliun. Pinjaman ini disalurkan untuk usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia, Singapura dan Malaysia. Dengan pencapaian ini, perkembangan Modalku pada 2017 sembilan kali lebih besar dibandingkan pertumbuhan tahun 2016.
Indonesia adalah pasar terbesar bagi Modalku. Lebih dari 50 persen dari total pinjaman, atau sekitar Rp 520 miliar disalurkan bagi UMKM lokal. Reynold Wijaya selaku Co-Founder dan CEO Modalku mengaku bangga atas pencapaian yang telah diraih Modalku selama 2017 lalu.
"Khususnya mendapatkan pengakuan dunia bahwa kami memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia serta mendukung inklusi keuangan nasional," kata Reynold dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 10 Januari 2018.
Menurut dia, prestasi yang dicapai perusahaan startup itu berkat kepercayaan dari pihak publik, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta para peminjam dan pemberi pinjaman. Di tahun 2018, kata Reynold, Modalku semakin terdorong untuk mendukung berbagai UMKM potensial, baik di Indonesia maupun di Asia Tenggara.
Dengan mendanai pinjaman UMKM, pemberi pinjaman perusahaan startup Modalku mendapatkan alternatif investasi dengan tingkat return menarik, lebih tinggi dibandingkan deposito dan obligasi. Di sisi lain, UMKM peminjam mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan dengan proses online yang mudah dan cepat.
Sementara itu, Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech, Hendrikus Passagi, menjelaskan bahwa pendanaan gotong royong online atau FinTech peer to peer lending telah memberikan kontribusi yang baik bagi langkah awal upaya inklusi finansial di Indonesia dengan pendanaan lebih dari Rp 2,5 trilliun sepanjang tahun 2017.
"OJK berharap model pendanaan gotong royong online ini akan lebih banyak memberikan dukungan pendanaan di sektor hulu pertanian, nelayan, dan UMKM yang selama ini belum sepenuhnya dapat dilayani industri keuangan konvensional," ujar dia.