Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kadin Sebut Penyebab Tren Ekspor Perikanan Masih Menurun

image-gnews
Jepang Bantu Bangun Pelabuhan Perikanan Terintegrasi
Jepang Bantu Bangun Pelabuhan Perikanan Terintegrasi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan pengusaha memperkirakan ekspor produk pertanian masih akan menurun hingga tahun ini. Hal tersebut melanjutkan tren yang terjadi sejak 2014.

"Ekspor produk perikanan 2016 hanya 1,07 ton, sedangkan tahun 2017 diperkirakan relatif sama," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto, saat ditemui di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2018.

Baca: Cina Kembali Izinkan Indonesia Ekspor Manggis

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada 2014 ekspor produk perikanan pernah mencapai 1,3 juta ton. Angka ini turun di tahun 2015 menjadi 1,1 juta ton. "Jumlah ekspor juga ternyata semakin turun, ini merupakan dampak turunnya produksi," ucap Yugi.

Di tengah ramainya wacana untuk menghentikan penenggelaman kapal asing pencuri ikan, Kadin menyebutkan bahwa kondisi produksi perikanan nasional saat ini masih kurang kondusif. Alhasil, ekspor perikanan pun tak banyak berubah dalam dua tahun terakhir.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandajitan telah meminta Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti berhenti menenggelamkan kapal asing pencuri ikan untuk tahun ini. Luhut beralasan penghentian penenggelaman kapal dilakukan agar pemerintah bisa fokus menggenjot produksi ikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan, kata Yudi, memang mendukung rencana dari Luhut. Namun, menurut dia, persoalan lain juga tak kalah mempengaruhi produksi perikanan selama ini. Ia meminta pemerintah juga ikut memperhatikan aspek penyerapan dan pemasaran produk perikanan. "Termasuk industrialisasi dan peningkatan investasi."

Selain itu, demi menggenjot produksi, Yugi menyebut pemerintah tak cukup sekedar menghentikan penenggelaman kapal, namun di sisi lain, ikut memberi kemudahan proses penangkapan bagi nelayan. Banyak nelayan dan pengusaha, katanya, yang masih mengeluhkan kebijakan pemerintah. Sehingga menghambat produksi perikanan.

Meski Yugi menyebut tren produksi terus turun, data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat hal berbeda. Dari catatan KKP, produksi ikan nasional justru mengalami kenaikan. Jika pada 2014 produksi ikan nasional hanya mencapai 20,84 juta ton, maka hingga tahun 2016, realisasi produksi ikan meningkat menjadi 23,51 juta ton. Meski begitu, harus diakui angka tersebut harus masih terpaut jauh dari target 41,79 juta ton di tahun 2019.

Adapun untuk nilai ekspor, KKP mencatat hal yang sama dengan yang disampaikan Yugi. Pada tahun 2014, ekspor ikan mencapai nilai US$ 4,6 miliar. Lalu untuk 2016, hanya mencapai US$ 4,17 miliar.

Akan tetapi, pertengahan 2017 lalu, Susi mengklaim ekspor tumbuh pesat, mencapai US$ 2,38 miliar. "Diperkirakan mencapai US$ 5 miliar hingga akhir tahun," kata Susi di Jakarta, 18 Oktober 2017. Meski begitu, lagi-lagi angka tersebut masih jauh dari target US$ 9,54 miliar di tahun 2019.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

1 jam lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU


37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

9 jam lalu

Pemilik RANS Cilegon FC, Rafi Ahmad bersama Rudy Salim dalam acara Superstar Announcement RANS Cilegon FC di Prestige Motorcars, Pluit, Jakarta, Selasa, 29 Maret 2022. Namun, kedatangan Ronaldinho tersebut tidak untuk memperkuat RANS Cilegon FC di Liga 1. Ronaldinho akan meramaikan sederetan acara yang akan digelar oleh RANS FC. TEMPO/ Faisal Ramadhan
37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.


LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

2 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.


Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

3 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.  Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan total nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai US$ 22,41 miliar. Tempo/Tony Hartawan
Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.


BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

3 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.


BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

3 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.


Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

3 hari lalu

Warga menggiling biji kopi Robusta  petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis, 20 Juli 2023. Harga biji kopi Robusta basah saat ini melonjak menjadi Rp11.500 per kilogram dari harga tahun lalu yang hanya Rp7.000 per kilogram, yang menurut pedagang harga tersebut merupakan termahal sepanjang sejarah kopi di Indonesia. ANTARA/Anis Efizudin
Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.


Demi Lobster Kawan Vietnam

4 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

4 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.


Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

4 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.