TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK merayakan ulang tahun ke-71 dengan cara berbeda. Kali ini, BPK menghibur para penumpang kereta di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat.
Berdasarkan pengamatan Tempo, lagu Bengawan Solo didendangkan dengan seperangkat alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, seperti kolintang dan angklung. Ditambah lagi dengan gendang dan drum band.
"BPK adalah milik publik. Ini adalah cara untuk mendekatkan diri ke publik," kata Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK, Yudi Ramadhan kepada wartawan, Rabu, 10 Januari 2018.
Baca: Presiden Jokowi: WTP dari BPK Bukan Prestasi, tapi Kewajiban
Menurut Yudi, pemimpin Badan Pemeriksa Keuangan memastikan lembaga itu ke depan harus mempunyai manfaat dan nilai untuk publik. Selain itu, kata dia, diharapkan menjadi bagian untuk peningkatan kualitas pembangunan.
“Ke depan, BPK ingin menggandeng publik sebagai proses dari itu sendiri, baik itu sebagai penyedia informasi, partner untuk memperkuat kerja BPK, maupun nanti sebagai user juga,” ujarnya.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merayakan ulang tahun ke-71 dengan menggelar pameran dan hiburan musik tradisional di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, 10 Januari 2018. TEMPO/Martha Warta Silaban
Menurutnya, publik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kiprah BPK ke depan. "Karena audit adalah untuk rakyat sehingga konsep untuk menyatukan hal ini penting," ucapnya.
Ia berujar pembagian selebaran (leaflet) tentang BPK juga akan dilakukan selama perayaan. Selain di stasiun, kata dia, pada hari Minggu, 14 Januari, BPK akan menggelar lomba lari dari gedung BPK ke Monumen Nasional. “Di ruang publik juga karena car free day,” tuturnya.
Salah satu staf humas BPK, Reza, menambahkan, selain hiburan musik, ada pameran tentang perjalanan BPK selama 71 tahun. Adapun para pemusik melantunkan musik saat penumpang turun dari kereta yang berhenti di Stasiun Palmerah. “Selama tiga hari ke depan,” kata Reza.