TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah menargetkan PT Industri Kereta Api atau PT INKA Persero) menyelesaikan rolling stock atau pengadaan rangkaian kereta untuk light rail transit (LRT) Jabodebek selama 15 bulan. “Tadi dalam rapat PT INKA sudah berkomitmen akan menyelesaikan pengadaan rangkaian kereta yang harus selesai selama 15 bulan dimulai pada 15 Januari 2018,” kata Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo usai mengikuti rapat koordinasi mengenali LRT Jabodebek di Kantor Kementerian Maritim pada Selasa, 9 Januari 2018.
Mardiasmo menyatakan pengadaan rangkaian kereta dilakukan sangat cepat dan harus dikoordinasikan dengan baik antara PT INKA dengan PT Kereta Api Indonesia sebagai induk perusahaan maupun dengan PT Adhi Karya sebagai penyedia prasarana LRT. Plt Direktur Utama PT INKA, Mohammad Nur Sodiq, pihaknya siap menjalankan target-target yang disepakati dalam rapat. Selain itu, Sodiq juga memastikan meskipun waktu pengadaan dianggap sangat cepat hal itu tidak akan menganggu kinerja atau pekerjaan lain yang kini tengah dikerjakan.
“Untuk kapasitas produksi kami sudah tata semua karena kami sudah menyusun jadwal dan LRT Jabodebek itu sudah masuk dalam jadwal. Tidak ada yang kita tinggal dan tidak ada yang dikorbankan," kata Sodiq.
Selain itu, Sodiq juga mengatakan bahwa dengan dimulainya pengadaan rangkaian tersebut ia siap mengerahkan seluruh pekerja PT INKA. Sodiq juga mengatakan bahwa ada kemungkinan dengan waktu yang sangat cepat tersebut pihaknya juga akan melakukan penambahan tenaga-tenaga baru untuk mengerjakan proyek tersebut.
"Bila pegawai PT INKA itu sekitar 5000 orang, kemungkinan bisa nambah 500 sampai 1000 pekerja untuk proyek ini. Tapi nanti kami lihat di lapangan seperti apa,” ujar dia.
Sementara itu, Deputi Menteri BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Fajar Harry Sampurno menyampaikan bahwa dalam pengadaan rangkaian kereta untuk LRT Jabodebek tersebut, akan disiapkan sebanyak 36 trainset. Seperti pada kesepakatan sebelumnya, pengadaan sebanyak 36 traniset tersebut akan menghabiskan dana sebanyak Rp 4,1 triliun.