TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan pemerintah akan mengintensifkan operasi pasar di ribuan titik distribusi untuk menekan harga beras. Dengan begitu, spekulan diharapkan bisa menghilang.
Soal asal pasokan beras untuk operasi pasar itu, kata Enggartiasto, akan didapatkan dari seluruh beras cadangan. "Seluruh beras cadangan yang disiapkan. Kalau memang dibutuhkan, kita siapkan untuk digelontorkan. Jadi tidak usah ada kekhawatiran," ujarnya, Selasa, 9 Januari 2018.
Pemerintah juga tak membatasi volume beras yang akan digelontorkan guna menstabilkan harga di lapangan ataupun waktu yang dibutuhkan untuk melakukan operasi pasar beras. "Berapa saja (volume beras) yang dibutuhkan. Sampai harga turun," katanya.
Baca: JK Sebut Stok Beras Belum Aman karena...
Hanya, persoalannya sekarang, menurut Enggartiasto, pengusaha atau spekulan mungkin akan bertanya-tanya motivasi berbuat spekulatif. "Karena berasnya sudah tersedia (lewat operasi pasar)," ucapnya.
Di Pasar Induk Beras Cipinang, harga beras jenis medium pada akhir pekan lalu mencapai Rp 10.500-11.500 per kilogram. Tahun lalu, harga beras pada awal 2017 sekitar Rp 9.500 per kg.
Kementerian Perdagangan lewat Badan Urusan Logistik (Bulog) telah menyiapkan berapa pun beras yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan agar harga beras bisa stabil. "Penetrasi aja dulu. Masak, sih, udah dipenetrasi segitu gedenya enggak turun?" tutur Enggartiasto.
Pemerintah juga menyebutkan tidak akan segan menindak para pedagang yang menimbun beras atau spekulan beras yang merugikan masyarakat. "(Kalau ketahuan), tangkap. Enggak ada urusan. Ini ada Satgas (Satuan Tugas) Pangan," kata dia. "Makanya kami keras karena itu adalah upaya-upaya spekulatif yang merugikan rakyat. Kami tidak akan menoleransi itu."
Hari ini, Kementerian Perdagangan menggelar operasi pasar beras medium milik Bulog di gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 9 Januari 2018. Dalam operasi pasar tersebut, hadir Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, Kepala Satgas Pangan Irjen Setyo Wasisto, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin, dan perwakilan dari para stakeholder perberasan.
Enggartiasto menjelaskan, untuk menstabilkan harga beras, Kementerian telah mewajibkan semua pedagang beras di pasar di seluruh daerah Indonesia menjual beras medium milik Bulog mulai hari ini. Karena itu, menurut dia, kalau ada pedagang yang tidak bersedia menjual beras tersebut, patut diduga pedagang itu menikmati kenaikan harga yang tidak wajar.
Dia juga mengatakan operasi pasar kali ini merupakan bagian dari perluasan titik yang akan menjual beras Bulog dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET) atau senilai Rp 9.450 per kg. Selain itu, untuk segera menstabilkan harga, Bulog telah menambah titik distribusi beras medium dari 1.100 pada akhir 2017 menjadi 1.800 pada awal Januari 2018.
Enggartiasto berujar akan memonitor distribusi, penjualan, dan harga beras medium ke pasar. Selain itu, ia menuturkan telah menggandeng stakeholder perberasan dalam memonitor distribusi, penjualan, dan harga beras medium milik Bulog hasil operasi pasar.