TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pengadaan rangkaian kereta (rolling stock) untuk kereta api ringan (LRT) harus cepat diputuskan. "Untuk LRT bulan ini sudah harus diputuskan," ujar Luhut di kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Senin, 8 Januari 2018.
Luhut mengatakan pemerintah menginginkan semua material yang ada dalam proyek LRT nanti berasal dari dalam negeri. "Kami tidak mau impor atau beli dari luar dari supplier yang tidak jelas, harus siap alih teknologi," ucapnya.
Baca: Ratu Prabu di LRT, Luhut: Kami Senang yang Bawa Duit Banyak
Menurut Luhut untuk rangkaian kereta yang akan digunakan pada proyek LRT pemerintah menyiapkan dua pilihan. Yakni, dari Hyundai atau Bombardier.
Luhut berujar pemerintah akan memanfaatkan apa yang dapat dibuat oleh PT Industri Kereta Api (INKA) untuk menyuplai kebutuhan dalam proyek LRT. Hal ini, untuk memajukan buatan dalam negeri. "Supaya INKA maju, kalau ada kurang-kurang sedikit ya tidak apa-apa yang penting buatan dalam negeri," tuturnya.
Untuk komposisi proyek LRT, Luhut menambahkan akan sebanyak mungkin akan memasok produk dari dalam negeri yakni dari PT INKA. Selain itu, kata dia, PT INKA juga akan memenuhi segala kebutuhan industri kereta api dalam negeri untuk proyek-proyek LRT lain. "Anggaran untuk rangkaian LRT itu nanti kira-kira akan sebesar Rp 4,1 triliun," ujarnya.
Sebelumnya, Luhut memastikan rolling stock kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT) Jabodebek bakal dibuat oleh Hyundai. Perusahaan manufaktur asal Korea Selatan tersebut akan bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api (INKA), termasuk di dalamnya alih teknologi.
Dalam kunjungan ke Korea Selatan beberapa waktu lalu, Luhut Pandjaitan mendapat penjelasan dari pihak Hyundai bahwa mereka sudah menyuplai dan membangun sarana perkeretaapian di 36 negara di luar Korea Selatan, antara lain Kanada, Amerika Serikat, dan Turki.
SYAFIUL HADI | ANTARA