TEMPO.CO, JAKARTA - Kepala Perwakilan BI Kalteng Wuryanto menuturkan untuk tahun 2017 total bilyet palsu yang ditemukan mencapai 119 bilyet dengan dominasi pada uang palsu dengan nominal besar.
Total bilyet uang palsu dengan nominal Rp. 109 ribu sebanyak 96 bilyet, nominal Rp. 50 ribu sebanyak 20 bilyet, Rp. 20 ribu sebanyak 2 bilyet dan Rp. 5 ribu hanya 1 bilyet.
"Ini mengindikasikan Kalteng tidak menjadi perhatian utama para pemalsu uang," ujarnya, Senin 8 Januari 2018.
Simak: BI Sebutkan Rasio Uang Palsu Beredar di 2017 Turun
Angka ini jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya (2016) yang mencapai 328 temuan uang palsu.
Namun Wuryanto mengingatkan, walaupun bukan tujuan utama pemalsuan yang tapi harus diperlukan kerjasama semua pihak untuk kembali meminimalisasi uang palsu yang beredar di Kalteng," ujarnya.
Uang palsu didominasi dengan pecahan nomimal Rp. 100 ribu dan Rp. 50 ribu.
Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit di Kalteng selama Tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 34,2% (yoy) jika dibandingkan dengan Tahun 2016. Angka ini juga jauh lebih tinggi dari target pertumbuhan nasional sebesar 9% (yoy).
Untuk pertumbuhan tertinggi menurut dia terjadi pada sektor pertanian yakni 72,65%(yoy) kemudian perdagangan sebesar 15,33% (yoy) .
"Kondisi ini dipengaruhi adanya peningkatan luas tanam pertanian yang membutuhkan pembiayaan serta meningkatnya konsumsi masyarakat sehingga membutuhkan pembiayaan pada sektor perdagangan," ujarnya.