TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menuturkan program BBM satu harga merupakan program strategis nasional yang tercapai 100 persen. "BBM satu harga adalah satu-satunya program ESDM yang tercapai 100 persen," katanya di Kementerian Energi, Jakarta Pusat, pada Senin, 8 Januari 2018.
Jonan mengapresiasi pemerintah bersama dengan PT Pertamina (Persero) yang berhasil merealisasi program BBM satu harga di 54 titik di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia sampai Desember 2017. Ke depan, Jonan menargetkan bisa merealisasi BBM satu harga di 54 titik lagi pada 2018.
Adapun PT AKR Corporindo Tbk telah merealisasi BBM satu harga di tiga titik. "Mohon dikerjakan dengan baik. Saya juga terima kasih ke BPH Migas yang bisa melakukan pengawasan implementasi BBM satu harga dengan baik," ujar Jonan.
Rencananya, program BBM satu harga berakhir pada akhir 2019. Jonan berharap bisa merampungkan 150 titik yang terealisasi BBM satu harga. "Harapannya selesai Desember 2019 sekitar 150 titik atau 150 kecamatan. Memang ini program tiga tahun, enggak bisa satu tahun karena daerahnya juga tidak mudah," ucapnya.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah menunjuk PT Pertamina (Persero) untuk mengatur penyaluran dan penyediaan solar dan minyak tanah dalam program BBM satu harga ini. Sedangkan PT AKR Corporindo Tbk adalah pihak yang ditunjuk untuk mengatur penyaluran dan penyediaan solar. Keduanya ditugasi selama periode 2018-2022.
Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa menjelaskan, kuota penugasan di 2018 untuk PT AKR Corporindo (Tbk) untuk jenis BBM tertentu sebesar 250 ribu KL dengan penugasan di seluruh wilayah Indonesia. "Atau 1,6 persen saja dari alokasi APBN 2018 untuk minyak solar," kata Fanshurulla.
Adapun PT Pertamina (Persero) untuk jenis BBM tertentu sebesar 15,98 juta KL dengan penugasan di seluruh wilayah Indonesia. Penugasan untuk Pertamina adalah minyak solar sebesar 15,37 juta KL atau 91,9 persen dari alokasi APBN 2018.
Untuk minyak tanah sebanyak 610 ribu KL. Sementara itu, untuk jenis BBM khusus 7,5 juta KL dengan penugasan di luar wilayah Jawa, Madura, dan Bali. "Mohon dukungan rekan media, karena BBM ini penting sekali, terutama di daerah 3T yang selama ini harganya ada disparitas cukup tinggi," kata Jonan.