TEMPO.CO, Jakarta - Garuda Indonesia telah menerima satu pesawat Boeing 737 MAX 8 dari 50 pesawat yang dipesan. Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pihaknya telah melakukan renegosiasi dengan Boeing untuk mengirim 49 pesawat B737 MAX 8 lainnya secara bertahap dari 2020-2024.
Langkah ini ditempuh untuk revitalisasi armada sekaligus meningkatkan pelayanan penumpang. "Tiap tahun dari 2020 sampai 2024 ada lima sampai sepuluh (pesawat) yang dikirim," kata Pahala di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad, 7 Januari 2018.
Baca juga: Ini Pengalaman Menjajal Pesawat Baru Garuda Boeing 737 MAX 8
Pahala mengatakan, pesawat Boeing 737 MAX dipilih karena mempunyai sejumlah keunggulan, di antaranya di sisi tempat duduk telah disediakan port USB untuk mengisi ulang daya baterai handphone penumpang. "Entertainment flightnya juga beda, layarnya lebih lebar, soundnya juga lebih bagus," ucapnya.
Selain itu jarak antar kursi penumpang juga cenderung lebih luas. "Jarak antar kursi satu sama kursi lain lebih luas. Kalau ekonomi 31 inci, bisnis 51 inci jaraknya," ujar dia.
B737 MAX 8 memiliki kapasitas 170 penumpang, dengan rincian 162 kursi kelas ekonomi dan 18 kursi kelas bisnis. Kapasitas ini berbeda dengan B737 NG yang berkapasitas 162 penumpang, dengan rincian 150 kursi kelas ekonomi dan 12 kursi bisnis.
"Seat lebih ramping, pitch seat lebih lega. Lavatory yang di belakang kita buat lebih slim dengan mempertimbangkan kapasitas kabin," kata dia.
B737 MAX 8 mampu menghemat bahan bakar sebesar 20-30 persen. Kualitas mesin dan desain aerodinamis pesawat tipe ini juga lebih baik.
Dari segi aerodinamika, Boeing 737 MAX 8 Garuda mengusung desain winglet terbaru, yang dijuluki Scimitar Winglet. Ujung sayap B737 MAX 8 terlihat seperti dibelah menjadi dua, satu menjulur ke atas dan satu ke bawah. Hal tersebut yang menjadi ciri utama varian B737 MAX 8.