TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla optimistis kondisi ekonomi Indonesia akan stabil kendati memasuki tahun politik. Ia menyebut salah satu perbedaan signifikan, yakni massa kampanye yang kini tidak lagi terkonsentrasi di jalan, melainkan di dunia maya.
"Kampanyenya sudah berbeda. Dulu mengumpulkan massa, (terjadi) benturan," kata Jusuf Kalla dalam sambutannya saat membuka perdagangan pasar saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 2 Januari 2018. "Sekarang kampanyenya di maya, di udara, di media sosial. Bukan lagi di jalan."
Baca: JK Sebut Ada Anomali dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Jusuf Kalla berpendapat tahun politik saat ini sudah sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dia menyebut tidak akan terjadi banyak benturan yang akan berdampak ke aktivitas ekonomi Indonesia.
"Orang selalu mengatakan tahun politik. Tidak ada bukti selama tiga kali tahun politik ada kerusuhan, tidak ada sama sekali," kata Jusuf Kalla.
Pendapat Jusuf Kalla senada dengan pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menutup perdagangan saham di BEI pada Jumat pekan lalu. Jokowi mengatakan tahun politik semestinya tak menghalangi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.
Setali tiga uang, Jusuf Kalla juga mendorong investor untuk tidak menahan menanamkan modalnya. Kalla menyampaikan harapannya agar investor tak hanya berinvestasi di pasar modal, tetapi juga di sektor riil. "Investasi riil bukan hanya di pasar modal, pasar uang. Tetapi dalam bentuk fisik, apakah pabrik, smelter, infrastruktur, dan lainnya," katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong juga optimistis tahun politik bakal berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain konsumsi yang meningkat, pemerintah sengaja membuat kebijakan populer untuk mendorong investasi. "Tahun politik itu tahun yang baik untuk ekonomi dan investasi," ucapnya.