TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan sejumlah hotel di beberapa daerah laris diserbu oleh para wisatawan, menjelang malam perayaan tahun baru. Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel di sejumlah daerah bahkan terpantau hampir penuh.
“Di Yogya hampir penuh, sudah sekitar 90 persen untuk rata-rata hotel dalam kota maupun yang agak di pinggir kota,” ujarnya saat dihubungi Tempo di Jakarta, Sabtu, 30 Desember 2017. “Capaian okupansi hotel untuk Yogya sudah lebih barik dari tahun lalu.”
Menurut Hariyadi, angka okupansi hotel yang mendekati penuh juga terjadi di Bandung dan Malang. Ia menduga, angka ini ikut dipengaruhi oleh wisatawan yang memindahkan tujuan liburan mereka dari Bali ke tempat-tempat tersebut, dampak dari letusan Gunung Agung beberapa hari yang lalu.
Libur tahun baru 2018 sudah dimulai pada hari ini, 30 Desember, hingga Senin, 1 Januari 2018. Momen liburan ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik ke sejumlah destinasi wisata. Nusa Tenggara Barat adalah salah satunya.
Sejumlah destinasi wisata terdapat di daerah tersebut, seperti Gili Trawangan hingga Gunung Rinjani. Kunjungan wisatawan ini otomatis mendongkrak tingkat okupansi hotel di daerah itu. Ketua PHRI Nusa Tenggara Barat Hadi Faisal mengatakan okupansi hotel sudah mencapai 80 persen dan diprediksi akan terus bertambah.
Untuk daerah Bali, kata Hariyadi, okupansi kamar hotel sebenarnya masih mengalami kenaikan mesti tidak signifikan. Namun penurunan terjadi di beberapa daerah, seperti Karangasem dan Ubud. Penurunan ini juga terjadi karena ada beberapa hotel di daerah tersebut yang memang tidak beroperasi karena berada di daerah status awas.
Lalu untuk hotel di Jakarta, menurut dia, secara umum masih terpantau sepi. Namun di beberapa lokasi justru okupansi hotel cukup tinggi. “Di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin itu sudah di atas 70 persen, menjelang malam tahun baru.”
Adapun secara nasional, Hariyadi memprediksi okupansi hotel dibanding tahun sebelumnya tetap akan naik. Namun, menurut dia, PHRI belum bisa menerbitkan angka pasti secara akumulatif. “Semua daerah tujuan utama rata-rata naik. Hanya Bali yang agak terkena imbasnya,” kata Hariyadi.