TEMPO.CO, Jakarta - General Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat (Kalbar), Richard Safkaur, mengatakan selama tahun 2017 ini, 99 persen gangguan yang menyebabkan listrik padam hingga meluas ke beberapa kabupaten disebabkan oleh kawat layang-layang yang mengenai jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) 150 kV.
"Banyaknya pemain layang-layang menggunakan kawat di sekitar jaringan transmisi 150 kV merupakan tantangan berat kami," ujar Richard di Pontianak, Jumat, 29 Desember 2017.
Baca juga: Akhirnya 11 Desa di Halmahera dan Morotai Akan Nikmati Listrik
Richard menjelaskan persoalan yang ada beserta langkah antisipasi yang diambil PLN, yakni melakukan razia bekerjasama dengan aparat TNI untuk mengamankan saluran transmisi dari hantaman kawat layang-layang.
Masyarakat yang terjaring operasi ini diedukasi dan berjanji tidak akan bermain layangan di sekitar jaringan PLN, karena selain berbahaya juga melanggar peraturan daerah tentang larangan bermain layangan,
"Kami menjalin kerjasama dengan personil TNI, Polri, dan Ombudsman untuk mengedukasi masyarakat akan bahaya kawat layangan bagi penyaluran energi listrik untuk masyarakat Kalbar. Kami mohon bantuan dari seluruh pihak terutama masyarakat untuk turut berperan dalam menjaga keamanan pasokan listrik bagi masyarakat terutama selama perayaan Natal dan Tahun Baru," tutur Richard.
Selain menjaga keandalan listrik ke pelanggan, dalam melaksanakan komitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan PLN juga mengimbau pelanggan untuk beralih ke listrik prabayar.
"Listrik prabayar atau listrik pintar adalah produk unggulan PLN dengan teknologi terbaru dimana pelanggan dapat mengontrol pemakaian listriknya secara lebih mudah. Untuk bermigrasi dari listrik pasca bayar ke prabayar pelanggan tidak dibebankan biaya penggantian maupun pemasangan apapun. Pelanggan hanya perlu membeli token perdana sesuai dengan kebutuhan listrik di rumahnya," kata Richard.
Richard menambahkan, sejauh ini banyak pelanggan listrik di Kalbar yang sudah menggunakan listrik prabayar. Masyarakat merasa rekening listriknya lebih transparan karena tidak ada petugas PLN yang melakukan catat meter seperti pada listrik pasca bayar.
ANTARA