TEMPO.CO, Denpasar - Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra menyambut baik keputusan Cina mencabut travel warning terhadap warganya yang akan ke Bali. "Kepercayaan Cina kepada Bali bahwa bahaya hanya ada di Gunung Agung. Destinasi yang lain tidak ada yang berbahaya," katanya di Denpasar, Kamis, 28 Desember 2017.
Berdasarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) status Awas, atau level IV, hanya berlaku dalam radius 8-10 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. Adapun di luar area tersebut aktivitas dapat berjalan normal atau tetap aman.
Baca juga: Travel Warning Dicabut, Bali Bidik Wisatawan Cina untuk Imlek
Menurut Agung kepercayaan Cina agar warganya mau berkunjung ke Bali bisa membuat target kedatangan wisatawan mancanegara tercapai. Agung menjelaskan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara sampai November 2017 berkisar 5,4 juta orang. Sedangkan pada 2017, Bali menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara berjumlah 5,5 juta orang.
Saat Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup pada 27 November 2017, kunjungan wisatawan mancanegara merosot. Bandara kembali beroperasi normal pada 29 November 2017. Agung mengatakan jumlah kunjungan wisatawan sejak bandara dibuka sampai 24 Desember 2017 sudah mencapai 14.800 orang.
"Itu tanpa (wisatawan) Cina. Sekarang Cina sudah mencabut (travel warning), berarti akan lebih banyak lagi nanti," ujarnya.
Adapun untuk menumbuhkan minat berkunjung, Agung menuturkan saat ini beberapa hotel masih menyediakan potongan harga. "Sekarang ini diskon masih ada, cuma berkisar 20 persen itu untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi," tuturnya.
Cina mengeluarkan travel warning pada 27 November 2017-4 Januari 2018 bagi warganya yang akan berkunjung ke Bali karena dampak erupsi Gunung Agung. Namun travel warning serta larangan penerbangan ke Bali dicabut pada 26 Desember 2017.