TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang tahun 2017 Tempo mencatat ada sedikitnya 9 pernyataan kontroversial terkait peristiwa ekonomi dari sejumlah tokoh. Tokoh tersebut tak hanya berasal dari pejabat publik seperti Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi, ada CEO perusahaan besar dan juga pengacara yang membetot perhatian publik.
1. Presiden RI, Joko Widodo
10 Mei 2017
"Itu baru naik (motor di jalan Trans Papua), coba bayangkan yang membangun. Kami ini kan coba melihat di lapangan.”
Presiden Jokowi memilih naik motor trail untuk memantau pengerjaan infrastruktur jalan Trans Papua di Kabupaten Jayawijaya. Ia menyusuri jalan sepanjang tujuh kilometer ruas Wamena-Mamugu 1.
Baca: Jokowi Disebut Hobi Bangun Infrastruktur, Ini Kata Sri Mulyani
Ruas Wamena-Mamugu 1 ini salah satu dari total 4.300 kilometer di jalan Trans Papua. Proyek ini juga menggandeng TNI karena kondisi geografis yang sulit, berat dan berada di ketinggian 3.200 meter dari permukaan laut.
2. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
12 Juli 2017
"Tidak peduli di mana Anda menyembunyikan aset, otoritas akan menemukan Anda. Ini sangat penting karena akan menciptakan sistem global yang lebih adil."
Sri Mulyani Indrawati. Tempo/Ratih Purnama
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kerja sama global untuk memerangi penghindaran pajak. Salah satunya dengan Kerja sama internasional telah dipelopori negara-negara G-20 melalui penerapan Automatic Exchange of Financial Account Information (AEOI). Dengan AEOI, data yang dimiliki negara lain dapat diakses dan pada gilirannya akan sangat membantu berbagai negara yang menghadapi persoalan basis pajaknya menurun.
3. CEO Telegram, Parel Durov
1 Agustus 2017
“Dulu, bisa 36 jam waktu respons isu propaganda terorisme. Sekarang karena sudah ada channel langsung bisa ditutup cuma beberapa jam, empat dua jam.”
CEO Telegram, Pavel Durov. businessinsider.com
Setelah bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, CEO Telegram, Pavel Durov, bergegas membuat tim khusus dan menyusun SOP agar bisa menurunkan konten terorisme lebih cepat. Hal ini dilakukan usai pemblokiran aplikasi tersebut di Indonesia setelah pemerintah menemukan 17.000 halaman pada Telegram yang berkaitan erat dengan tindakan terorisme.
4. Bos Go-Jek, Nadiem Makarim
11 Oktober 2017
“Bagaimana caranya membatasi kuota? Yang ada nanti jual beli kuota.”
Pendiri dan CEO Go-Jek (Gojek) Indonesia, Nadiem Makarim. TEMPO/Ratih Purnama
CEO Go-Jek Nadiem Makarim menanggapi dilarang beroperasinya transportasi online di wilayah Jawa Barat dengan meminta pemerintah membuat regulasi yang bisa menguntungkan kedua belah pihak. Namun ia menolak kuota transportasi online dibatasi di setiap daerah.
5. Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan
3 November 2017
“Saya juga diberitakan di media macam-macam. Saya beri tahu, siapa yang di luar bilang begini, datang ke saya, bawa masalahnya. Malah saya bilang, saya cium tangan kalau saya salah.”
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjadi keynote speaker dalam acara #2030NOW Social Good Summit 2017 di Plaza Indonesia, 4 Oktober 2017. Tempo/Hendartyo Hanggi
Merasa kesal karena sering dikritik banyak pihak terkait keputusan pemerintah soal reklamasi Teluk Jakarta, Menteri Luhut Pandjaitan meminta semua orang yang berseberangan pendapat dengannya datang dan menemuinya. Ia menegaskan bahwa urusannya dengan reklamasi sudah selesai, moratorium sudah dicabut.
6. Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir
16 November 2017
"Ya kami maunya tambah (penggunaan listrik). Kalau ada AC (air conditioning) satu di rumah, tambah menjadi dua. Kan listriknya bisa ditambah. Yang kami harapkan (cadangan listrik) bisa digunakan."
Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir menjawab pertanyaan awak media dalam Groundbreaking PLTU Jawa 7, 9 dan 10 di Serang, Banten, 5 Oktober 2017. Yohanes Paskalis Pae Dale
Agar surplus cadangan listrik hingga 40 persen bisa terpakai, Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengimbau masyarakat untuk memanfaatkannya dengan meningkatkan konsumsi setrumnya. Pemerintah juga akan menyederhanakan golongan listrik masyarakat, dengan menambah daya untuk golongan 900 VA dan sisanya menjadi 5.500 VA. Sementara golongan 5.500-12.600 VA dinaikkan dayanya masing-masing menjadi 13.200 VA dan di-loss stroom.
7. Bos Bukalapak, Achmad Zaky
16 November 2017
“Saya bukannya anti asing. Tapi kita harus memanfaatkan dana asing supaya kita bisa take the control, lead company. Intinya kita mau memanfaatkan, bukan dimanfaatkan.”
Achmad Zaky, CEO Bukalapak.com. dok. KOMUNIKA ONLINE
Menyusul Go-Jek, Traveloka dan Tokopedia, perusahaan e-commerce Bukalapak mendeklarasikan sebagai unicorn baru di Indonesia karena memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Mendapat suntikan investasi, CEO Bukalapak, Achmad Zaky, menegaskan bakal tetap mempertahankan kelokalan dalam bisnis yang sudah dirintisnya sejak 2010 lalu itu.
8. Mantan Pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi
24 November 2017
"Saya suka mewah. Saya kalau ke luar negeri, sekali pergi itu minimum saya spend Rp 3 miliar, Rp 5 miliar. Yang sekarang, tas Hermes yang harganya Rp 1 miliar juga saya beli. Ya bukannya ngomong gede, kan. Ya Insya Allah, lah, untuk 10 turunan juga enggak habis."
Fredrich Yunadi. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Pernyataan, Fredrich Yunadi, mencuri perhatian publik pada November lalu bukan karena membela tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP Setya Novanto, tapi juga karena pernyataannya tentang kehidupan mewahnya. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan pengakuan Fredrich soal harta kekayaannya akan memudahkan petugas pajak dalam memeriksa wajib pajak.
Baca juga: Kaleidoskop 2017: 9 Peristiwa Ekonomi dari Penutupan Sevel sampai Pembangunan Meikarta
9. Wanita RI Terkaya Versi Forbes 2017, Arini Sarraswati Subianto
12 Desember 2017
“Pasti ada gagalnya dulu. Kalau enggak pakai gagal, enggak tau rasanya sukses. Jadi ya dinikmati aja. Dan kadang-kadang harus nekat.”
Arini Subianto. TEMPO/STR/Nurdiansah
Nama Arini Sarraswati Subianto melejit dalam daftar orang terkaya di Indonesia dan menduduki peringkat ke-37 versi majalah Forbes 2017 dengan nilai kekayaan Rp 11 triliun. Dalam wawancara dengan Tempo, ia menyebutkan sejumlah resep agar bisa sukses seperti dirinya, salah satunya adalah dengan tak takut dengan kegagalan dalam berbisnis.
ADITYA BUDIMAN | ANGELINA ANJAR SAWITRI | PUTRI THALIAH | IMAM HAMDI | AHMAD FIKRI | M JULNIS FIRMANSYAH | KARTIKA ANGGRAENY | JENNY WIRAHADI