TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan melakukan sejumlah upaya untuk mencapai target moda share atau proporsi penggunaan transportasi umum masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sebesar 50 persen. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Bambang Prihartono mengatakan moda share saat ini masih jauh dari target.
"Sekarang moda share baru 24 persen, padahal targetnya 50 persen harus sudah tercapai pada 2019," kata Bambang dalam acara Flag Off Uji Coba JAConnexion di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Desember 2017.
Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah menggenjot pembangunan sejumlah sarana transportasi. "Sebab, nanti orang yang ingin naik transportasi umum komplain jika ternyata sarananya belum lengkap," tuturnya.
Hari ini, Kamis, 28 Desember 2017, BPTJ dan Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) meluncurkan bus Jabodetabek Airport Connexion, atau yang biasa dikenal JAConnexion, rute Pondok Indah Mall menuju Bandar Udara Soekarno-Hatta. Peluncuran bus JAConnexion kali ini merupakan kelanjutan dari pembukaan rute transportasi baru menuju Bandara Soekarno-Hatta dari pusat-pusat perbelanjaan.
Sebelumnya, bus JAConnexion diluncurkan di tujuh pusat perbelanjaan, yakni Mal Grand Indonesia, Mal BTM Bogor, Mal Thamrin City dan Tanah Abang, Mal Taman Anggrek, Plaza Senayan, Mal ITC Cempaka Mas, dan Mal Kelapa Gading.
Bambang mengklaim target Kementerian Perhubungan menyediakan 200 bus JAConnexion dan Jabodetabek Residence Connexion (bus dari pusat permukiman menuju pusat perkantoran di Jakarta) untuk tahun 2017 ini sudah tercapai. Ia memastikan semua pusat permukiman hingga pusat perkantoran nantinya terus dihubungkan dengan transportasi umum demi mengejar target moda share 50 persen.
Selain itu, target moda share 50 persen ini, kata Bambang, dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pemerintah. Untuk tahun 2018 saja, pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 memasang target pertumbuhan ekonomi hingga 5,4 persen.
Bambang mengatakan sektor transportasi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Semakin masyarakat malas bepergian karena transportasi, menurut dia, semakin susah pertumbuhan ekonomi dicapai. "Karena itu, kami mempercepat penyediaan transportasi publik lainnya," kata Bambang.