TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina akhirnya mencabut travel warning bagi warganya untuk berkunjung ke Bali. Pihak Kabupaten Badung, Bali, dan pelaku pariwisata di daerah setempat menyambut positif keputusan itu dan optimistis wisatawan asal negara tersebut kembali ramai berkunjung.
"Kami bersyukur karena pemerintah Cina mencabut travel warning ini, karena pemerintah Indonesia sudah meyakinkan bahwa Bali aman dikunjungi dan pemerintah juga memberikan jaminan apabila terjadi stranded akibat bencana erupsi Gunung Agung dengan membuat pernyataan kerja sama," kata Kepala Dinas Pariwisata Badung I Made Badra di Mangupura, Rabu, 27 Desember 2017.
Baca juga: Cina Stop Penerbangan ke Bali, Jumlah Kunjungan Turis Menurun
Dengan dicabutnya travel warning ini, Badra meyakini kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina akan mencapai 16 ribu jiwa per harinya pada Januari 2018, dan tingkat hunian (okupansi) hotel dapat mencapai 75 persen dari total 130 ribu kamar hotel berbintang di Badung.
"Kami akan melihat bagaimana kondisi kunjungan wisatawan asal Cina ke Bali saat perayaan tahun baru Imlek pada Februari 2018 dan optimistis target kunjungan dari negara ini mencapai 5.000 orang saat itu," katanya.
Ia mengakui dampak erupsi Gunung Agung beberapa bulan lalu membuat kunjungan wisatawan Cina sempat anjlok 200 ribu per bulan. "Penurunan kunjungan wisatawan asal Cina ini cukup besar dan kami terus melakukan upaya terbaik untuk pariwisata Bali," ucapnya.
Badra berharap pada awal Januari 2018, kunjungan wisman ke Bali akan kembali normal dan berkelanjutan, meski pihaknya tidak bisa memprediksi kapan erupsi Gunung Agung yang lebih besar terjadi kembali dan kapan berakhir.
Baca juga: 2018, Kemenpar Targetkan 7 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Bali
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung I.G.A Ngurah Rai Suryawijaya yang mengatakan upaya pemerintah pusat mampu meyakinkan Konjen Cina dan Duta Besar Indonesia di Negeri Tirai Bambu bahwa Bali aman dikunjungi.
"Sepanjang ada ada jaminan untuk warga Cina yang berkunjung ke Bali saat terjadinya bencana erupsi Gunung Agung yang berakibat penutupan bandara sehingga tidak membuat warganya stranded di Pulau Dewata," katanya.
Apabila terjadi penutupan Bandara Ngurah Rai, para pelaku industri pariwisata sudah siap untuk menampung wisatawan untuk menginap di hotel milik mereka dengan "one free night" di hotel tersebut.
ANTARA