TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan tak akan tercapai tahun ini. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi 2017 akan ditutup di bawah angka 5,2 persen yang tercantum di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
"Iya (akan di bawah 5,2 persen). Dilihat saja beberapa waktu ke depan ini," ujar pria yang akrab disapa JK itu saat ditanyai awak media di Kantor Wakil Presiden, Rabu, 27 Desember 2017.
Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia memasang target di atas lima persen untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini. Di APBN, pemerintah memasang target 5,2 persen. Sementara itu, di Bank Indonesia, dipatok target 5,1 persen.
Adapun tanda-tanda tak akan mencapai target sudah terlihat sejak laporan keuangan kuartal ketiga. Pada periode tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5,1 persen sehingga sejumlah pengamat menganggap sulit target 5,1-5,2 persen akan tercapai.
Kalla melanjutkan bahwa salah satu faktor utama penyebab target pertumbuhan ekonomi akan sulit tercapai adalah hasil pembangunan infrastruktur yang belum menunjukkan dampak ekonomi besar. Padahal, pemerintah menggenjot hal tersebut besar-besaran dengan harapan multiplier effect-nya ke ekonomi pun besar.
Faktor penyebab lainnya, kata Kalla, adalah investasi swasta yang tak besar juga. "Bisa juga dilihat dari pertumbuhan kredit yang masih single digit," ujar JK menegaskan.
Terkait pertumbuhan kredit yang juga lesu, Kalla menegaskan bahwa pemerintah belum berencana merubah target pertumbuhan kredit. Adapun target tertinggi yang dipatok Bank Indonesia adalah 10 persen.