TEMPO.CO, Jakarta - PT Railink Indonesia berminat membangun dan mengoperasikan Kereta Bandara Kulon Progo atau Bandara Baru Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA).
"Kami minat di Yogyakarta karena secara analisis bisnis bagus, jaraknya bagus, waktu tempuhnya bagus dan infrastruktur lebih siap," kata Direktur Utama Railink Indonesia, Heru Kuswanto, saat meninjau pengoperasian Kereta Bandara di Stasiun Sudirman Baru, Jakarta, Rabu, 27 Desember 2017.
Ia menilai jalur ganda sudah siap hanya menambah lima kilometer, dan dengan jarak tempuh 42 kilometer sangat bersaing dari sisi bisnis karena hanya ada jalan raya yang sangat padat.
"Dari sisi bisnis bagus. Dengan jarak 42 kilometer, bagus sekali karena pesaing terdekatnya jalan raya yang padat sekali," ujarnya.
Baca juga: Kajian Pra Kelayakan Ekonomi Kereta Bandara New Yogya Rampung
Selain itu, ia mengemukakan, kondisi jalurnya lebih mudah untuk dikembangkan karena area persawahan. "Tidak seberat di sini. Di sana persawahan. Kalau di sini perkampungan macam-macam. Realisasinya relatif lebih realistis," katanya.
Heru menuturkan dengan bertambahnya kapasitas yang bisa ditampung di Bandara Baru Internasional Yogyakarta dari 8 juta orang menjadi 14 juta orang dalam setahun, yang diperkirakan pada 2018-2020, maka kebutuhan akan transportasi yang efisien dan bebas macet akan meningkat.
"Dengan dibuka New Yogyakarta International Airport luar biasa. Kalau saya lihat proyeksinya sekitar 14 juta penumpang sangat bagus untuk ukuran pasar karena kita biasanya butuh 10 jutaan ke atas penumpang bandara," ujarnya.
Dia mengatakan terkait investasi akan dilakukan oleh induk perusahaan, yaitu PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II, namun untuk pengadaan sarana (rolling stock), Raillink yang akan menyediakan.
ANTARA