TEMPO.CO, Bogor- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa Dana Abadi Pendidikan Indonesia telah menyentuh angka Rp 31 triliun untuk tahun ini. Dan, ia meyakini angka tersebut akan terus meningkat tahun tahun berikutnya.
"Itu bisa menjadi sebuah jembatan untuk memperbaiki kualitas SDM Indonesia hari ini dan di masa-masa ke depan," ujar Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu, 27 Desember 2017.
Baca: Jokowi Fokus Bangun Sumber Daya Manusia di 2019
Perlu diketahui, Dana Abadi Pendidikan adalah dana yang disisihkan Kementerian Keuangan untuk pengembangan pendidikan Indonesia. Umumnya, digunakan dalam wujud beasiswa yang disampaikan lewat program LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).
Presiden Joko Widodo melanjutkan, ia tidak ingin dana sebesar Rp31 triliun itu terpakai dengan sia-sia. Oleh karenanya, lewat ratas hari ini, ia ingin rencana penggunaan Dana Abadi Pendidikan disusun dengan lebih baik.
Sebagai contoh, yang akan disalurkan lewat beasiswa, Presiden Joko Widodo meminta penerima beasiswa harus mencerminkan masyarakat Indonesia yang majemuk. Dengan kata lain, penerima beasiswa jangan dari Pulau Jawa saja tetapi pulau pulau lainnya.
Selain itu, penerima beasiswa juga harus mereka yang mengincar studi studi sesuai kebutuhan Indonesia. Dan, juga harus menyasar pekerja, jangan siswa saja.
"Bidang studi yang akan ditekuni harus mencerminkan kebutuhan Indonesia. Jangan asal mengirim ke luar negeri. Harus ada pemetaan di bidang-bidang strategis apa yang kita tertinggal," ujarnya. Presiden Joko Widodo mengingatkan agar tempat tujuan belajar juga tak monoton, jangan negara-negara populer saja.
Terakhir, Presiden Jokowi meminta Dana Abadi Pendidikan juga bisa digunakan untuk kepentingan penelitian. Jelasnya, penelitian yang bisa meningkatkan daya saing Indonesia.
"Misalnya yang berkaitan dengan pangan energi, antisipasi disrupsi teknologi, pengembangan digital ekonomi, dan riset-riset produktif lainnya," ujar Jokowi.