Jakarta - Kementerian Perhubungan berencana mengevaluasi tarif kereta bandara. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan ada kemungkinan tarif kereta bandara akan dikenakan berbeda-beda tiap stasiun keberangkatan. "Nanti kami lihat dan evaluasi kembali, bisa saja," ujar Zulfikri saat melakukan uji coba kereta bandara, Rabu, 27 Desember 2017.
Zulfikri menilai ada kemungkinan tarif yang berbeda akan dikenakan di setiap stasiun keberangkatan kereta bandara. Keberangkatan dari Stasiun Batu Ceper misalnya. "Kalau memang demand di sini tinggi (Batu Ceper), artinya tidak terlalu fair kalau disamakan dengan yang berangkat dari Stasiun Sudirman Baru," katanya.
Zulkifli berujar untuk tarif flat akan tetap dikenakan pada masa awal pengoperasian kereta bandara. Sebab saat ini kereta bandara baru dioperasikan di tiga stasiun keberangkatan yaitu Sudirman Baru, Batu Ceper, serta Soekarno-Hatta. "Untuk sementara ini sampai Maret sampai semua stasiun ini beroperasi mungkin kami akan tetap seperti ini," ucapnya.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah resmi menguji coba layanan kereta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sejak Selasa, 26 Desember 2017. PT KAI (Persero) memberlakukan tarif tiket promosi seharga Rp 30 ribu hingga 1 Januari 2018.
Kereta bandara ini akhirnya rampung pada awal Desember 2017. Keberadaan kereta bandara ini diharapkan bisa mengurai kepadatan lalu lintas dari Jakarta menuju Bandara Soetta. Nantinya PT Railink, perusahaan hasil kerja sama antara PT KAI (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) akan menjadi operator dari kereta ini.
Seminggu menjelang pengoperasian kereta bandara secara penuh pada 2 Januari 2017 mendatang, PT Railink masih mengkaji harga tiket yang akan diberlakukan. Perusahaan hasil kerja sama antara PT KAI dan PT Angkasa Pura II (Persero) tersebut sebelumnya telah mematok harga Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu untuk tiket satu kali perjalanan.