TEMPO.CO, Jakarta - Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG) menyatakan keinginan untuk menjadi pemilik saham mayoritas di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk atau BTPN. “Jika diizinkan oleh otoritas dan berdasarkan persetujuan peraturan, kami ingin menjadi mayoritas pemegang saham di masa mendatang,” kata Kepala Eksekutif SMFG Takeshi Kunibe, seperti dikutip Reuters, Selasa, 26 Desember 2017.
Salah satu alasan SMFG mengincar mayoritas saham BTPN adalah bank tersebut punya tujuan memperbesar skala operasinya di negara berkembang di Asia. Bank terbesar kedua di Jepang itu pun telah mengucurkan 150 miliar yen atau US$ 1,32 miliar pada 2013 dan 2014 untuk membeli 40 persen saham BTPN.
Namun, berdasarkan ketentuan di Indonesia, ada batasan kepemilikan saham tunggal atau dengan satu entitas maksimal 40 persen. Meskipun begitu, persetujuan akuisisi saham mayoritas dimungkinkan berdasarkan studi kasus yang terjadi.
Baca: BTPN Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2017
Soal langkah-langkah yang telah dilakukan SMFG, Kunibe enggan menjelaskannya, termasuk pembicaraan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia menyebutkan langkah yang diambil harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat BTPN merupakan perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham. Hingga saat ini, belum terdapat pernyataan dari OJK atau BTPN yang menanggapi pernyataan ketertarikan SMFG meningkatkan kepemilikan sahamnya.
Yang jelas, kata Kunibe, SMFG ingin membangun bisnis perbankan retail lebih besar lagi. Karena itu, SMFG terus mencari peluang untuk mengakuisisi bank komersial di negara-negara Asia. “Fokus kami saat ini mengembangkan bisnis di Indonesia dan Vietnam," tuturnya.
Kunibe berujar pihaknya juga tengah mempelajari dan mengamati peraturan permodalan global dan menghitung biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya.
BTPN tercatat cukup ekspansif mengembangkan layanan baru. Salah satunya dua platform perbankan digital, yaitu BTPN Wow dan Jenius. Hingga kuartal ketiga tahun ini, bank tersebut telah mencetak laba Rp 1,4 triliun dengan aset total Rp 93,8 triliun.
Makin bergairahnya sektor perbankan di Indonesia membuat sejumlah pemain asing, termasuk bank-bank asal Jepang, berupaya memperluas pasar dengan cara akuisisi. Selain SMFG, Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ menyampaikan minat untuk mengakuisisi saham mayoritas PT Bank Danamon Asia Tbk, yang saat ini dimiliki oleh Tamasek Group, asal Singapura.
Untuk proses akuisisi tersebut, Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ disebutkan telah menyiapkan dana US$ 1,8 miliar. Angka tersebut setara dengan Rp 200 miliar untuk menjadi pemegang saham pengendali di Bank Danamon.