TEMPO.CO, Jakarta -Bisnis retail menghadapi masa suram di 2017. Sejumlah gerai menutup toko atau memangkas cabangnya.
Meski begitu, tak seluruhnya bisnis retail sekarat. Masih ada pengusaha yang melakukan ekspansi dengan membuka gerai-gerai baru.
FamilyMart salah satunya. Jaringan waralaba asal Jepang ini melakukan ekspansi besar-besaran dengan membuka 100 toko di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) pada 2017.
"Untuk sementara kami berfokus di wilayah Jabodetabek. Tapi tidak tertutup kemungkinan kami bakal membuka toko di luar kota,” kata Property Division Head PT Fajar Mitra Indah sebagai pemegang lisensi tunggal FamilyMart Indonesia, Dominic Kusniadi, Senin, 23 Oktober 2017.
Gerai pertama FamilyMart di Indonesia dibuka pada 16 Oktober 2012 lalu di Cibubur, dilanjutkan di Pejaten, Kelapa Gading, Thamrin Residence Apartment, dan masih banyak lagi. Investasi yang diperlukan untuk satu gerai FamilyMart mencapai Rp 800-900 juta.
Pengunjung menaiki wahana jet coaster dalam taman hiburan indoor di Mal Transmart, Cilandak, Jakarta, 8 Februari 2016. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Ekspansi usaha dilakukan pula oleh PT Trans Retail Indonesia yang membuka 30 gerai baru Transmart sepanjang 2017. Gerai baru itu tersebar mulai dari Pulau Sumatera hingga Sulawesi. Dari 30 gerai baru tersebut nantinya akan dilengkapi bioskop dari CGV Cinemas.
Corporate Communications GM Transmart Carrefour Satria Hamid saat ditemui di Solo pada awal Desember lalu mengatakan tak takut dengan menjamurnya e-commerce saat ini. Pihaknya berkomitmen akan terus membuka toko di seluruh Indonesia.
Bertambahnya toko offline akan membuka lapangan kerja baru. “Kami membuka lapangan pekerjaan. Ada 1.000 orang yang bergabung di satu Transmart,” ucapnya.
Peritel asal Timur Tengah, Lulu Hypermarket dan Departemen Store juga mengincar pasar Indonesia dengan membuka cabang baru di BSD City, Tangerang. Lulu Hypermarket dibangun di atas lahan seluas 60.960 meter persegi.
Ini adalah cabang kedua, setelah sebelumnya Lulu Hypermarket membuka cabang pertama di Cakung, Jakarta Utara. Menurut pengelola Lulu Hypermarket, Yusuffali MA, pihaknya menargetkan akan membuka delapan cabang baru dan mempekerjakan 2.000 orang.
Agar tak tergerus e-commerce, menurut Satria Hamid, retail harus bisa berinovasi. Ia mencontohkan, Transmart mengusung konsep four in one, yakni berbelanja, berwisata, bermain, dan menonton. “Selain inovasi, agar tidak tergerus, ya, membuka toko, membuka peluang,” ujarnya. Ia juga menyarankan untuk menambah varian atau produk baru sehingga masyarakat bisa tertarik.
Hal senada juga dikatakan Dewan Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Handaka Santosa. Inovasi yang bisa dilakukan bisnis retail yang masih bertahan adalah menyediakan produk yang tidak dijual di e-commerce, ikut menjual produk yang menjadi incaran di e-commerce dengan harga lebih murah, atau menghadirkan pengalaman berbeda secara langsung yang disediakan retail.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta juga optimistis retail konvensional seperti minimarket masih akan bertahan. Sebabnya tidak semua barang cocok dijual secara online. “Orang kalau belanja kebutuhan sehari-hari kecap, mie instan, dan kebutuhan pokok lainnya lewat online, keburu kelaparan dia,” kata Tutum.
Dia mendesak pemerintah membuat regulasi untuk menyelamatkan sektor retail agar tak hancur digempur e-commerce. Di antaranya dengan memungut pajak penjualan melalui media sosial maupun marketplace.
ZUL’AINI FI’ID N. | BUDIARTI UTAMI PUTRI |ALFAN HILMI