TEMPO.CO, Jakarta - PT Railink masih menyatakan keberatan dengan harga tiket kereta bandara sebesar Rp 70 ribu. Direktur Operasi dan Teknik PT Railink, Porwanto Handry Nugroho mengatakan harga tersebut bisa menjadi beban bagi biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh perusahaannya.
“Sebenarnya Rp 70 ribu itu berat, apalagi jika okupansi tidak cukup tinggi,” kata Porwanto saat ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin malam, 25 Desember 2017.
Baca: Presiden Jokowi Akan Resmikan Kereta Bandara 2 Januari 2018
Menurut Porwanto, harga Rp 70 ribu yang semula diinginkan oleh Presiden Jokowi atau Joko Widodo bukanlah harga mati. PT Railink, sebagai operator kereta bandara, ujarnya, akan masih melakukan sejumlah pertimbangan untuk penerapan harga tiket regular untuk kereta bandara pada 2 Januari 2017 mendatang.
PT Railink, perusahaan hasil kerja sama antara PT KAI dan PT Angkasa Pura II (Perseo), sebelumnya mematok harga Rp 75-100 ribu untuk tiket satu kali perjalanan. Namun Jokowi tidak setuju dan meminta harga tiket bisa turun di kisaran Rp 70 ribu. “Sesuai arahan Presiden, Rp 100 ribu itu kemahalan,” kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi di Jakarta, Jumat, 8 Desember 2017 lalu.
Atas permintaan Presiden, PT Railink akhirnya kembali mempertimbangkan harga tiket kereta bandara tersebut. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah tidak adanya subsidi dari pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk harga mengurangi harga tiket.
Meski demikian, Porwanto mengatakan PT Railink tetap akan mengupayakan agar tiket regular seharga Rp 70 ribu bisa diberlakukan pada 2 Januari 2017. Salah satunya caranya, adalah dengan menggenjot pendapatan non-tiket seperti reklame dan fasilitas komersil di stasiun. “Saat ini sudah dipesan semua, tinggal nunggu fasilitasnya selesai,” kata Edi.
Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, mengatakan harga tiket sebesar Rp 70 ribu sebenarnya sudah cukup kompetitif dibandingkan alat transportasi lainnya menuju bandara. Namun Ia juga menyampaikan penentuan harga tiket masih terus dikaji. “Harapannya sebelum awal Januari 2018 sudah bisa disepakati angka pastinya,” ujar Edi.
Tahap uji coba kereta bandara sendiri resmi dimulai hari ini, Selasa, 26 Desember 2017 hingga 1 Januari 2017. Dalam tahap ini, masyarakat umum sudah bisa menggunakan fasilitas kereta bandara yang akan melayani 42 perjalanan, 21 pergi dan 21 pulang. Perjalanan dimulai pukul 03.40 WIB dan beroperasi sampai 21.40 WIB, dari Stasiun Sudirman Baru (BNI City) ke Bandara Soetta. Lalu perjalanan rute sebaliknya mulai pukul 06.10 WIB sampai 23.10 WIB.
Harga tiket bandara untuk masa uji coba ini hanya dipatok seharga Rp 30 ribu. Penumpang bisa membeli tiket secara langsung di stasiun atau melalui aplikasi Railink yang tersedia di play store.