TEMPO.CO, Jakarta - Investasi dengan Bitcoin dikenal aman karena beroperasi menggunakan algoritma. Namun risiko dibobol hacker ternyata masih mengintai.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adinegara, mengatakan potensi hacker Bitcoin cukup besar. "Bitcoin itu basisnya software dan belum diregulasi," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 24 Desember 2017.
Kendati sistem block chain dikatakan aman, Bhima mencatat banyak uang digital yang menjadi korban serangan hacker. Pada 2011, seorang pemilik Bitcoin kehilangan 25 ribu Bitcoin setelah diserang hacker. Baru-baru ini, tempat penukaran Bitcoin di Korea Selatan, Youbit, diretas hacker. Peretasan ini terjadi untuk kedua kali dan menyebabkan kebangkrutan.
Dilansir dari CNN Money, Youbit saat ini bekerja sama dengan Badan Keamanan dan Internet Korea Selatan untuk menyelidiki peretasan. Jumlah Bitcoin dan pelakunya hingga kini masih belum diketahui.
Bhima menuturkan bukan tidak mungkin peretasan akan terjadi kembali dalam skala yang lebih besar. Karena itu, investor harus memahami risikonya.
Dia mengatakan Bitcoin lebih cocok untuk investor yang suka bermain di risiko tinggi. "High risk high return," ujarnya. Bagi investor yang ingin bermain aman atau memiliki dana terbatas, Bhima menyarankan membeli aset yang rendah risiko, seperti emas, deposito, atau properti.