TEMPO.CO, Jakarta - Nilai Bitcoin bergerak turun selama pekan ketiga Desember 2017. Penurunan nilai mata uang virtual itu terjadi setiap hari selama sepekan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adinegara, mengatakan penurunan kali ini merupakan efek penjualan Bitcoin untuk kebutuhan Natal dan tahun baru. "Sama halnya dengan toko emas yang ramai saat menjelang Lebaran," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 24 Desember 2017. Perilaku tersebut terjadi secara global dan waktunya bersamaan sehingga menimbulkan penurunan nilai.
Baca: Investor Lokal Ini Beberkan Untung Besar dari Bitcoin
Bhima memperkirakan penurunannya hanya sementara akibat aksi profit taking jangka pendek. Dalam jangka waktu dua tahun terakhir, dia mencatat kenaikan Bitcoin secara rata-rata mengalahkan penurunan nilainya.
Faktor lain penurunan nilai Bitcoin adalah perubahan preferensi investor untuk membeli cryptocurrency yang nilainya lebih kecil, seperti Enthereum dan Lite Coin. Dengan jumlah 1.100 jenis lebih cryptocurrency, pilihan investasi semakin beragam seiring dengan pertumbuhan initial coin offering atau penerbitan koin digital baru.
Berdasarkan data Bitcoin.com, nilai mata uang virtual ini US$ 18.991 per keping pada Senin, 18 Desember. Dengan kurs Rp 13.500, nilainya setara dengan Rp 256,37 juta.
Hari berikutnya, nilai Bitcoin turun menjadi IS$ 17.532,70 atau Rp 236,68 juta per keping. Nilainya kembali menurun menjadi US$ 16.496 atau sekitar Rp 222,69 juta per keping pada Rabu, 20 Desember.
Penurunan kembali terjadi pada Kamis, 21 Desember. Nilai Bitcoin menjadi US$ 15.785 atau sekitar Rp 213,09 juta per keping.
Pada akhir pekan, nilai Bitcoin menurun menjadi US$ 15.699 atau sekitar Rp 211,93 juta pada Jumat, 22 Desember. Lalu turun lagi menjadi US$ 14.049 atau sekitar Rp 189,66 juta pada Sabtu, 23 Desember.