TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Natal, indeks harga saham gabungan (IHSG) sukses memperpanjang reli sekaligus mempertajam rekornya. IHSG pada akhir perdagangan hari ini, Jumat, 22 Desember 2017, ditutup menguat 0,61 persen atau 37,62 poin di level 6.221,01, level tertinggi sepanjang masa.
Padahal, IHSG baru saja mencetak rekor setelah pada perdagangan Kamis, 21 Desember 2017, rebound dan berakhir menguat 1,21 persen atau 73,91 poin di level 6.183,39, pasca penaikan peringkat utang oleh Fitch Ratings.
Dibuka di zona merah, IHSG bergerak fluktuatif cenderung melemah bahkan sempat menyentuh level 6.167. Namun IHSG mampu meraih kembali momentumnya dan terpantau sudah menembus level 6.200 menjelang tutup dagang.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.167,04–6.221,01. Dari 569 saham yang diperdagangkan hari ini di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 155 saham menguat, 176 saham melemah, dan 238 saham stagnan.
Lima dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona hijau, dipimpin sektor aneka industri dan finansial yang masing-masing menguat 1,26 persen dan 1,06 persen. Adapun empat sektor lainnya tertekan di zona merah, dipimpin sektor perdagangan yang melemah 0,54 persen.
Baca juga: Enam Sektor Melemah, IHSG Sesi I Tertekan ke Level 6.172,09
Dalam risetnya hari ini, Vice President Research Department Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya, menjelaskan bahwa IHSG masih terlihat memiliki kekuatan yang cukup besar untuk dapat menutup tahun 2017 dengan gemilang.
“Capital inflow yang kembali terjadi diharapkan akan terus berlangsung hingga penghujung tahun,” kata William.
Saham-saham pendorong IHSG:
BBCA +1,90 persen
HMSP +1,09 persen
TLKM +1,18 persen
BBRI +1,17 persen
Saham-saham penekan IHSG:
MABA -17,35 persen
AMRT -4,62 persen
TPIA -0,89 persen
ICBP -0,83 persen
Pada akhir sesi I perdagangan siang tadi, IHSG bergerak melemah 0,18 persen atau 11,30 poin ke level 6.172,09 dengan tekanan utama dari sektor industri dasar dan sektor perdagangan.