TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto menuturkan jalur Jakarta-Cikampek cukup mengkhawatirkan saat libur akhir tahun. Arie mengatakan bahwa Menteri Perhubungan Budi Karya sudah mengeluarkan surat untuk pembatasan kendaraan berat.
“Jadi, kendaraan berat akan dilarang beroperasi pada tanggal 22-23 Desember dan 29-30 Desember,” ujar Arie saat dihubungi oleh Tempo pada Kamis, 21 Desember 2017. Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) juga melarang pekerjaan yang berada di jalan tol Jakarta-Cikampek. Baik itu LRT atau yang lainnya.
Pekerjaan tersebut akan dihentikan sementara mulai 22 Desember 2017-2 Januari 2018. Sementara itu, Korps Lalu Lintas Kepolisian RI akan memimpin di lapangan untuk rekayasa lalu lintas.
Arie juga mengatakan titik macet lainnya yang perlu diperhatikan adalah Nangreg dan tempat-tempat wisata. Tidak hanya antisipasi titik kemacetan saja, tetapi tantangan musim hujan juga menjadi perhatian. “Kementerian PUPR menyiapkan semua stafnya untuk siap siaga alat berat,” kata dia.
Bahkan, dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) jika terjadi longsor atau banjir, staf Kementerian PUPR harus sudah berada di lokasi kejadian dalam waktu maksimal enam jam. “Kami kerja 24 jam, di seluruh Indonesia,” ucap Arie.
Namun, Arie menyatakan ia tidak bisa memprediksi puncak arus mudik Natal 2017 ini. Jumlah orang yang mudik Natal lebih sedikit jika dibandingkan dengan Lebaran sehingga sulit diprediksi. Selain itu, dibanding yang merayakan Natal, akan lebih banyak masyarakat yang memanfaatkan waktu untuk berlibur pada libur akhir tahun ini. “Mungkin yang berlibur akan padat sekitar tanggal 22-23, sedangkan Natal sekitar 24-25,” kata dia.
Ia juga menginformasikan, Puncak akan ditutup dua arah pada pukul 18.00 WIB di tanggal 31 Desember 2017 dan baru akan kembali dibuka pada pukul 06.00 WIB di tanggal 1 Januari 2018.