TEMPO.CO, Jakarta – Head Planner One Shildt Financial Planning Agustina Fitria Aryani mengungkapkan untuk bisa membeli rumah harus meningkatkan tabungan dan mengurangi gaya hidup. Ia mencontohkan saat ini arus kas generasi milenial terpecah menjadi cicilan 8 persen, kos atau sewa 6 persen, premi asuransi 3 persen, tabungan 8 persen, biaya hidup 28 persen, gaya hidup 28 persen, dan lain-lain 19 persen.
Setelah menabung untuk Down Payment (DP) membeli rumah, maka simulasi arus kas terpecah menjadi cicilan 8 persen, kos atau sewa 6 persen, premi asuransi 3 persen, tabungan meningkat menjadi 34 persen, biaya hidup 28 persen, dan gaya hidup berkurang menjadi 21 persen.
Baca: Milenial Mendominasi Potential Buyer, tapi Enggan Beli Properti
Sebelumnya, Agustina mengatakan ada dua cara agar generasi produktif bisa membeli rumah. “Membeli rumah dengan KPR dan membeli dengan investasi secara bertahap,” ujar dia dalam paparan tertulis yang diterima Tempo pada Kamis, 21 Desember 2017.
Ia menyatakan, jika tanpa KPR generasi milenial harus disiplin dalam berinvestasi. Tabungan bisa diganti dengan investasi. Tentunya dengan mengurangi biaya gaya hidup. “Misalnya, sebelum investasi, biaya gaya hidup 28 persen maka sesudah berinvestasi dikurangi dan dipindah ke biaya investasi,” kata Agustina.
Agustina menyampaikan ada enam cara supaya generasi milenial bisa membeli rumah. Pertama, niatkan untuk membeli rumah. “Lalu, kurangi pengeluaran yang tidak penting dan buat rencana untuk meningkatkan penghasilan,” kata dia. Selain itu, perbaiki kebiasaan mengelola uang dan segera berinvestasi.
Generasi milenial yang ingin menggunakan KPR harus melihat mana KPR yang sesuai kebutuhan dan kemampuan. Terakhir, Agustina menyarankan generasi milenial memilih lokasi rumah yang didukung dengan sarana transportasi umum yang memadai