TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar memproyeksikan sedikitnya 17,01 juta orang dapat terserap di sektor industri manufaktur hingga akhir Desember tahun ini. Proyeksi tersebut naik jika dibandingkan dengan tahun 2016, yang mencapai 15,54 juta orang.
Menurut Haris, sektor manufaktur memberikan kontribusi 14 persen dari total tenaga kerja yang sebanyak 124,5 juta orang. “Semakin banyak tenaga kerja di bidang industri, pengangguran akan semakin berkurang,” katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu, 20 Desember 2017.
Baca: Kemenperin Targetkan Satu Juta Tenaga Kerja Bersertifikat di Tahun 2019
Dari data Kementerian Perindustrian, sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja cukup banyak antara lain industri makanan dan minuman lebih dari 3,3 juta orang, industri otomotif sekitar 3 juta orang, industri tekstil dan produk tekstil 2,73 juta, serta industri furnitur berbahan baku kayu dan rotan nasional untuk tenaga kerja langsung dan tidak langsung mencapai 2,5 juta orang.
Haris menilai tenaga kerja merupakan modal penting sebagai penggerak roda pembangunan nasional. Ia merasa perlu terus membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidangnya sehingga mampu memacu industri semakin berdaya saing untuk menghadapi pasar bebas saat ini.
“Salah satu faktor utama yang dilihat investor ketika ingin menanamkan modalnya di Indonesia adalah kualitas tenaga kerja,” ucap Haris. Menurut dia, tenaga kerja Indonesia di sektor manufaktur saat ini cukup kompetitif. Hampir 60 persen sudah mempunyai sertifikasi.
Haris juga menyampaikan, untuk industri, saat ini Indonesia membutuhkan tenaga kerja terampil sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru. Karena itu, Kementerian tengah berfokus pada pelaksanaan program pembangunan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi yang link and match antara sekolah menengah kejuruan dan industri.
“Kami juga telah melakukan pelatihan tenaga kerja industri dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja) serta penyelenggaraan politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri dan wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI),” ujar Haris.