TEMPO.CO, Jakarta - PT PP Properti Tbk sudah menyiapkan dana untuk belanja modal di 2018. Dalam siaran persnya, emiten dengan kode PPRO itu akan mengeluarkan belanja modal Rp 1,8 triliun.
Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat mengatakan dana tersebut difokuskan untuk pembayaran cicilan bank tanah (land bank) yang dibeli tahun sebelumnya. "Di 2018 kami akan fokus produksi di land bank yang telah dimiliki," ucap Taufik, Rabu, 20 Desember 2017. Lalu untuk utang baru, menurut dia, dipakai untuk refinancing.
Baca: PP Properti Anggarkan Rp 1,12 T untuk Bebaskan Lahan di 2018
Selain itu, perusahaan menargetkan ada pertumbuhan laba bersih dan pemasaran pada 2018, masing-masing 20-25 persen dan 25-30 persen. Taufik menyatakan PPRO akan menggandeng perbankan agar penjualan bisa ikut terdongkrak.
PT PP Properti merupakan anak perusahaan PT PP (Persero) Tbk. Hingga saat ini, perseroan sudah mengembangkan sekitar 30 proyek di tiga segmen. Ketiga segmen tersebut adalah proyek residensial sebanyak 20 proyek, proyek komersial (7), dan proyek hospitality (3).
Tahun ini, Taufik yakin pendapatan usaha bisa mencapai target. Dia memproyeksikan pendapatan usaha perusahaan hingga akhir 2017 bakal mencapai Rp 2,7 triliun atau naik 26 persen dari pencapaian 2016 sebesar Rp 2,1 triliun. Bila tercapai, ia menilai, laba bersih PPRO akan terdorong naik. “Kami optimistis memperoleh laba bersih di 2017 sekitar Rp 440 miliar, tumbuh 21 persen dari tahun sebelumnya,” tuturnya.
Menurut dia, pencapaian kinerja itu didukung dari pelaksanaan groundbreaking proyek apartemen. Ada lima lokasi apartemen yang disiapkan PPRO, yaitu di Bekasi, Bandung, Surabaya, dan Malang. Taufik menyebut pemasaran dari proyek-proyek itu sudah mencapai 60 persen.
Ia berharap target pemasaran PPRO (PP Properti) di 2017 bisa tercapai, yaitu sebesar Rp 3 triliun. Target itu lebih tinggi atau tumbuh 21 persen bila dibandingkan dengan 2016.