TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan layanan transportasi online, Grab, melebarkan sayap ke Kamboja. Dengan demikian, perusahaan yang bermarkas di Singapura tersebut telah beroperasi di delapan negara.
Ekspansi tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara Grab dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Kamboja tentang dukungan perusahaan itu terhadap pengembangan infrastruktur di negara tersebut. Penduduk Kamboja mulai pekan ini bisa menggunakan layanan JustGrab untuk memesan transportasi dengan tarif tetap.
Baca: Grab Nilai Tarif Bawah Taksi Online Kemahalan
Sebelumnya, Uber, yang merupakan pesaing Grab asal Amerika Serikat, meluncurkan layanan di Kamboja pada September. Co-Founder Grab, Tan Hooi Ling, mengatakan kerja sama antara Grab dan pemerintah Kamboja adalah langkah besar dalam modernisasi infrastruktur Kamboja.
“Bersama, kami akan menggunakan teknologi untuk menciptakan jalan yang lebih aman, memperbaiki kondisi lalu lintas, dan memberikan penduduk lokal kesempatan meraih pendapatan lebih besar,” kata Tan dalam siaran pers Grab, Selasa, 19 Desember 2017.
Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Kamboja Sun Chanthol mengatakan pemerintah Kamboja menghargai reputasi Grab sebagai perusahaan yang selalu tunduk pada aturan yang berlaku di negara tempat mereka beroperasi. “(Grab) memiliki standar etika yang tinggi dalam meningkatkan akses atas transportasi dan membawa Asia Tenggara menuju ekonomi digital,” ucap Sun.