TEMPO.CO, Jakarta - Kemajuan pembangunan Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sudah mencapai 76,6 persen per 10 Desember 2017.
Direktur Utama PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Virda Dimas Ekaputra, seusai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Senin, 18 Desember 2017, mengatakan progres tersebut merupakan capaian sisi darat yang dikerjakan oleh badan usaha milik daerah (BUMD) Jawa Barat itu. "Sisanya tinggal atap dan terminal saja," katanya.
Virda menuturkan, pembangunan bandara seluas 1.800 hektare tersebut masih berjalan sesuai target. Dari sisi udara yang jadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan, ia menyebut progresnya bahkan telah mencapai 92 persen karena sedianya ditargetkan rampung akhir tahun ini.
Baca juga: PT BIJB Garap Kluster Bisnis Aerocity Bandara Kertajati
"Sekarang baru tahap satu perpanjangan runway 60 m x 2.500 meter. Tahun depan bakal diperpanjang lagi jadi 3.500 meter," ujarnya.
Ada pun pembebasan lahan, menurut Virda, masih menyisakan kendala meski tidak signifikan. Salah satu masalah yang masih mengganjal adalah keberadaan "rumah hantu" yang didirikan belum lama oleh masyarakat agar bisa mendapatkan ganti rugi yang lebih besar.
"'Rumah hantu' itu kan didirikan baru-baru saja, itu disepakati tidak diganti. Tapi dalam proses verifikasi di lapangan kan tidak mudah. Ada beberapa yang sebenarnya sudah lama tinggal di situ dan sebagainya jadi ada yang protes. Tapi tidak banyak dan tidak mendominasi," ujarnya.
Virda berharap, operasional bandara yang kini sudah memiliki 3-Letter Airport Code "KJT" dari IATA tersebut bisa selesai sesuai target pada kuartal pertama 2018.
"Dari sisi kesiapan, kita harap mudah-mudahan April 2018 Bandara Kertajati bisa (beroperasi). Pak Menteri kan mengharapkan kuartal pertama. April bisa soft launching dan grand launching Juli untuk haji," katanya.
ANTARA