TEMPO.CO, JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk berencana untuk melakukan divestasi atas 18 ruas tol yang mereka miliki. Di tahun depan, perusahaan konstruksi pelat merah tersebut telah berencana untuk memperoleh dana sebesar Rp 4 triliun dari aksi penjualan jalan tol tersebut, dengan prediksi perolehan laba gross sebesar Rp 1,9 triliun.
"Pada dasarnya, 18 ruas tol yang dimiliki Waskita Karya akan dijual semua. Namun kalau ditanya mana yang lebih dulu, itu tergantung kepada investor minatnya yang mana, dan terjadi kecocokan dalam hal harga itu yang mana," ujar Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Choliq di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 18 Desember 2017.
Simak: Nilai Kontrak Baru Waskita Karya di 2017 Turun, Ini Sebabnya
Choliq mengatakan, adapun proses divestasi atas 18 ruas jalan tol tersebut dibagi ke dalam tiga tipe. Tipe pertama, masing-masing ruas jalan tol akan dijual secara terpisah ke setiap perusahaan yang berminat. "Di tipe ini, yang paling banyak peminatnya adalah ruas jalan tol Becakayu. Nanti kalau sudah ada yang mau deal, kami akan beritahu siapa pembelinya," ujar Cholil.
Choliq melanjutkan, di tipe kedua, beberapa ruas jalan tol akan dijual secara berurutan, khususnya untuk ruas jalan tol Trans Jawa. Dimulai dari Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, dan Pasuruan-Probolinggo.
"Ini idealnya memang harus di bundling, supaya mendapat nilai tambah," ujarnya. Choliq berujar, perusahaan yang getol ingin memiliki ruas tol sepanjang 414 kilometer itu adalah PT Jasa Marga dan PT Astratel Nusantara.
Di tipe ketiga, Choliq berujar, Waskita Karya akan menjual saham baru atas anak perusahaannya, PT Waskita Karya Toll Road (WTR) kepada investor yang berminat. Seperti diketahui, saham WTR kini juga telah dimiliki oleh PT Sarana Multi Infrastruktur dan PT Taspen, dimana Waskita Karya masih menjadi pemegang saham mayoritas sebesar tidak kurang dari 72 persen.
"Di tipe ketiga ini peminatnya juga cukup banyak. Di antaranya Islamic Development Bank, Saudi Aramco, dan Khazanah Nasional Berhad (perusahaan pendanaan dari Pemerintah Malaysia). Mereka bergabung dan dipimpin oleh Samuel Sekuritas," ujar dia.
Di samping itu, Choliq menambahkan, terdapat beberapa perusahaan dari Cina yang telah menawar ruas jalan tol dari Waskita Karya. Namun, kata Choliq, skema yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut tidak cocok dengan tawaran yang diharapkan oleh Waskita Karya.
Choliq mengatakan, dana sebesar Rp 4 triliun yang diharapkan dari divestasi Waskita Karya di tahun depan bisa datang dari ketiga tipe tersebut. Choliq tidak memprioritaskan untuk mengandalkan tipe dan investor tertentu. "Yang menjadi concern direksi adalah harga. Tatkala harganya itu sudah cukup wajar, maka divestasi akan terjadi," ujar dia.
ERLANGGA DEWANTO