TEMPO.CO, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk menargetkan laba bersih Rp 4 triliun hingga akhir 2017. Setelah pada kuartal III 2017, perusahaan konstruksi pelat merah tersebut berhasil membukukan laba bersih Rp 2,9 triliun.
"Tetapi dari Rp 4 triliun tersebut, kira-kira Rp 500 miliar di antaranya adalah hak minority, sehingga laba bersih yang bisa diberikan kepada pemegang saham kira-kira Rp 3,5 triliun," ujar Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Choliq saat memberikan pemaparan kinerja Waskita Karya di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 18 Desember 2017.
Simak: Laba Bersih Waskita Karya Melonjak 219,39 Persen
Choliq mengklaim target laba bersih tersebut naik lebih dari 100 persen dibandingkan capaian laba bersih di tahun lalu sebesar Rp 1,38 triliun. Sedangkan untuk tahun depan, Choliq menargetkan laba Rp 5,3 triliun, atau hanya naik 32,5 persen dibandingkan dengan target laba bersih di tahun ini. "Pertumbuhannya memang mulai melandai, tapi saya yakin target tersebut masih di atas rata-rata industri konstruksi," ujar Choliq.
Adapun angka target laba bersih tersebut didapat dari target pendapatan usaha di tahun ini sebesar Rp 40 triliun, atau naik hampir 100 persen dari pendapatan tahun lalu sebesar Rp 23,79 triliun. Pada tahun depan, Waskita optimistis untuk mencapai angka pendapatan Rp 55 triliun.
Lebih lanjut, Choliq memproyeksikan nilai aset Waskita Karya hingga tahun ini akan mencapai angka Rp 98 triliun. Setelah pada kuartal III 2017, Waskita Karya mencatatkan nilai aset Rp 87 triliun.
Untuk tahun depan, Choliq menargetkan nilai aset Waskita Karya akan mencapai Rp 132 triliun. "Ini dengan catatan, jumlah tol yang didivestasi sebesar Rp 4 triliun. Dengan rencana perolehan laba gross Rp 1,9 triliun," ujar dia.
Adapun dari segi utang, Choliq mengatakan, hingga akhir tahun ini, utang Waskita Karya akan mencapai Rp 73 triliun. Sebanyak Rp 51 triliun di antaranya merupakan interest bearing debt, atau utang berbunga. Pada tahun depan, angka utang akan diprediksikan naik menjadi Rp 103 triliun, Rp 58 triliun di antaranya adalah utang berbunga.
Sedangkan dari segi ekuitas, Choliq mengatakan, hingga akhir tahun Waskita Karya menargetkan angka Rp 24 triliun. Angka tersebut, kata Choliq, memang di bawah perkiraan Waskita Karya. "Dulu kami memperkirakan Rp 30-an triliun, dengan catatan divestasi berhasil. Tapi ternyata divestasi di akhir tahun ini sudah jelas tidak bisa dilakukan," ujarnya.
ERLANGGA DEWANTO