TEMPO.CO, Jakarta -Hampir dua bulan, Alan Griha Yunanto menghabiskan akhir pekannya di Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta. Alan, mantan pegawai di sebuah perusahaan penghasil closet dan wastafel merk American Standard di Cileungsi, Bogor menghabiskan akhir pekan dengan belajar mengerjakan soal-soal tes seleksi calon pengawai negeri nasional (CPNS).
"Saya ingin lolos seleksi CPNS," kata Alan, 24 tahun, yang mengaku sudah berkali-kali gagal mengikuti tes masuk perusahaan yang diidamkannya sejak lama, kepada Tempo, Sabtu, 16 Desember 2017.
Baca: Kemenpan RB: Honorer Dapat Ikuti Seleksi CPNS Sesuai Ketentuan
Selama hampir dua bulan itu, ia belajar berbagai macam soal tes CPNS. Setiap Sabtu-Minggu, ia memilih untuk fokus belajar. Walhasil, usahanya tak sia-sia ketika ia dinyatakan lolos tes CPNS formasi tahun 2017 di Kementerian Desa sebagai analis pemerintahan.
Pria yang pernah bekerja sebagai asisten peneliti ini menuturkan, belajar setiap akhir pekan dengan konsisten cukup sebagai bekal mengikuti ujian seleksi CPNS. . “Minggu terakhir sebelum tes CPNS jangan digunakan untuk belajar cukup istirahat dan dan cukup tidur,” ketika dihubungi Tempo pada Sabtu, 16 Desember 2017.
Pria kelahiran Purworejo ini mengaku sebelumnya sempat mendaftar seleksi CPNS periode pertama tahun 2017 sebagai analis keimigrasian di Kementerian Hukum dan HAM. Namun, ia dinyatakan gagal pada proses seleksi administrasi. “Aku enggak lolos adminsitrasi karena ngga hati-hati melengkapi dokumen dan informasinya ngga aku baca dengan teliti,” kata dia.
Setelah kegagalannya itu, ia mengaku mati-matian belajar dan mencermati syarat-syarat seleksi CPNS periode kedua 2017. “Aku belajar mulai dari bahan soal-soal yang aku beli sendiri, pinjam teman-teman yang telah lulus CPNS sampai mencari informasi di internet terkait soal-soal tes. Selain itu aku juga update informasi terkait lowongan yang sesuai dengan latar belakangku,” kata Alan
Ia juga mengatakan telah menyiapkan jauh-jauh hari berkas pendaftaran dan juga cermat memilih posisi lowongan yang sesuai dengan kemampuan serta latar belakang studi yang dimilikinya. Selain itu, Alan juga memilih posisi lowongan dengan jumlah permintaan terbanyak.
“Aku ikuti berita satu-satu, biar ngga grusa-grusu. Aku pilih lowongan juga yang punya kans diterima lebih banyak dengan lihat jumlah lowongan yang dibuka dalam satu posisi,” ujarnya yang lolos CPNS di Kementerian Desa ini.
Setelah lolos, Alan sempat mengeluhkan mepetnya proses pemberkasan. Ia harus berbagi tugas dengan keluarganya untuk mencari surat-surat untuk kebutuhan pemenuhan syarat administratif seperti legalisir ijasah SD-Sarjana hingga surat keterangan sehat dari rumah sakit provinsi di Purworejo.
“Sampai-sampai harus bagi tugas dengan bapak dan ibu supaya bisa mendapat surat tersebut tepat waktu,” kata dia mengenang.
Sementara itu, pada seleksi CPNS 2017 lalu, ada total 17.928 lowongan yang dibuka oleh 61 lembaga baik kementerian maupun pemerintah daerah provinsi. Dari total 61 lembaga tersebut, masing-masing lembaga memiliki syarat dan kententuan tersendiri.
Dari sejumlah data yang berhasil dikumpulkan, diperkirakan para pelamar dari total keseluruhan 61 lembaga tersebut mencapai 1,3 juta orang.
Tahun 2018, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memproyeksikan akan ada 200 ribu lowongan CPNS. Lowongan tersebut adalah hasi proyeksi pegawai yang dibutuhkan tahun depan karena banyak pegawai yang akan dinyatakan pensiun pada waktu itu.
