TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi akan kembali membuka seleksi calon pegawai negeri sipil tahun depan (CPNS 2018). Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kemenpan RB Herman Suryatman mengatakan saat ini Kemenpan RB tengah menunggu validasi dari usulan kebutuhan pegawai tiap daerah.
"Tiap daerah saat ini sedang proses validasi data-datanya," ujar Herman saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 Desember 2017.
Baca juga: Kemenpan RB: Formasi Kebutuhan CPNS 2018 Tunggu Hasil Analisis Ini
Penerimaan CPNS 2018, Kuota 200 Ribu Orang
Herman mengatakan sebelumnya Kemenpan RB telah menerima usulan dari tiap daerah untuk jumlah aparatur sipil negara yang dibutuhkan. Namun, kata dia, setiap daerah yang mengusulkan harus memvalidasi terlebih dahulu usulan tersebut sesuai dengan regulasi. "Karena ada restrukturisasi, kami meminta daerah memvalidasi data-datanya. Itu yang sedang berproses sekarang," katanya.
Menurut Herman, dari informasi kedeputian SDM, diperkirakan proses validasi ini akan selesai pada Februari atau Maret. Setelah validasi ini terlaksana, kata dia, Kemenpan RB baru dapat memastikan berapa kebutuhan instansi maupun daerah. "Sesuai dengan kebutuhan obyektif instansi masing-masing terutama daerah," ucapnya.
Setelah validasi dilakukan, ujar Herman, kebutuhan obyektif dari masing-masing instansi dan daerah akan diserahkan ke Kemenpan RB. Namun, kata dia, Kemenpan RB tidak akan langsung menerima validasi tersebut untuk jumlah ASN yang dibutuhkan. "Kemenpan RB akan mempertimbangkan seperti apa kapasitas fiskal negara dan pertimbangan lainnya baru nanti ditetapkan," tuturnya.
Baca juga: CPNS 2018, Pemerintah di Daerah Bersiap Terima Pegawai Baru
Herman belum dapat memastikan kapan seleksi penerimaan CPNS untuk tahun 2018 ini akan dilakukan. Dia mengatakan setelah data yang diterima Kemenpan RB valid setelah itu baru akan ditetapkan seberapa formasi yang dibutuhkan. "Tahap berikutnya baru pengadaan," ujarnya.
Herman mengatakan kuota penerimaan CPNS 2018 diperkirakan berjumlah 200 ribu orang. Hal itu, kata dia, sesuai dengan jumlah pegawai yang pensiun untuk tahun depan. "Ya proyeksinya seperti itu," katanya.