TEMPO.CO, Jakarta - Nilai Bitcoin diprediksi bakal menembus US$ 20.000 atau setara dengan Rp 270 juta (Rp 13.500 per dolar AS) setelah sejumlah bursa di Amerika Serikat (AS) meluncurkan bursa berjangka bagi mata uang virtual (cryptocurrency) tersebut.
Pada Minggu, 10 Desember 2017, bursa saham derivatif yang berbasis di Chicago, yakni Cboe Global Markets meluncurkan bursa berjangka Bitcoin (Cboe Futures Exchange). Hal itu memungkinkan investor dapat mengakses dan mendapatkan eksposur tehadap Bitcoin melalui bursa yang besar dan teratur.
Langkah serupa juga bakal dilakukan oleh CME Group yang akan meluncurkan bursa berjangka Bitcoin pada 17 Desember 2017. Nasdaq Inc tengah mempertimbangkan rencananya untuk mengadopsi strategi serupa mulai tahun depan.
Baca: Otoritas Diminta Tegas Buat Aturan Main Investasi Bitcoin
"Kami melihat Bitcoin akan muncul sebagai alat dan penyedia jaringan pembayaran. Memang saat ini Bitcoin digunakan sebagai aset spekulatif dan aset simpanan. Namun, utilitas Bitcoin akan bertambah seiring dengan harganya," kata Trevor Koverko, Chief Executive Officer Polymath, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 13 Desember 2017.
Adapun, berdasarkan data dari Bitstamp yang berbasis di Luksemburg, nilai tukar Bitcoin saat ini telah mendekati US$ 20 ribu dengan mencapai US$ 17.310 hari ini, Rabu, 13 Desember 2017. Sehari sebelumnya, mata uang virtual tersebut telah mencatatkan rekor tertingginya sepanjang sejarah dengan menembus US$ 17.428.
Sepanjang tahun ini, nilai Bitcoin telah naik hingga 20 kali lipat. Kenaikan itu terjadi lantaran meningkatnya jumlah peminat dan investor baru pada mata uang tersebut.
Baca: Penjelasan CEO Bitcoin Soal Harganya yang Tembus USD 14.200
Berdasarkan riset Reuters, Bitcoin masih akan mengalami tren bullish pada tahun depan. Hal itu diperkirakan akan membuat mata uang virtual tersebut nilainya mampu melampaui tingkat psikologis tahun ini yang mencapai US$ 20 ribu.
“Dengan momentum bullish yang menantang saat ini, mungkin tidak mengherankan jika Bitcoin ditutup dengan harga US$ 20 ribu pada akhir 2017," ujar Lukman Otunuga, analis riset di FXTM.
Terpisah, David Drake selaku pendiri dan Kepala DLJ Capital memprediksi Bitcoin masih berpeluang menembus US$ 20 ribu karena makin banyaknya modal yang masuk. Di sisi lain, Bitcoin dianggapnya sebagai mata uang yang paling aman dari intervensi pemerintah dan paling likuid di dunia.