TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton Tbk atau Wika Beton menargetkan pertumbuhan pendapatan, laba, dan perolehan kontrak sebesar 20 persen tahun depan. Perseroan dengan kode emiten WTON tersebut optimistis target tersebut bisa tercapai meski tahun depan adalah tahun politik.
Direktur Keuangan Wika Beton Mohammad Syafii mengatakan keyakinannya datang dari pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta proyek infrastruktur tetap berjalan meski ada persiapan pemilihan umum. "Jadi, sepanjang proyeknya adalah proyek strategis nasional, saya yakin tak terganggu pemilu," ucapnya di Hotel Pullman, Jakarta, Senin, 11 Desember 2017.
Baca: Januari-Maret 2017, Wika Beton Kantongi Kontrak Rp 1,5 Triliun
Namun Syafii mengaku sedikit khawatir dengan proyek swasta. Pasalnya, para pengusaha cenderung menahan investasi dan memilih melihat keadaan dulu hingga pesta demokrasi berlalu.
Untuk pendapatan tahun ini, Wika Beton berharap bisa mengantongi Rp 5,1 triliun. Hingga September 2017, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 3,43 triliun. Sedangkan labanya hingga periode tersebut mencapai Rp 223 miliar. Perusahaan menargetkan laba tahun ini bisa mencapai Rp 360 miliar.
Syafii menuturkan target tersebut bisa tercapai dengan tingkat carry over yang tinggi dan persediaan barang siap dijual cukup besar. Kapasitas produksi Wika Beton pun sudah mencapai 3 juta ton per tahun.
Namun Syafii menuturkan ada potensi laba tak terpenuhi akibat satu proyek. "Ada satu proyek yang pembayarannya pakai fasilitas SCM," ujarnya.
Wika Beton akan dibebani seluruh bunga dari pembayaran yang dipercepat itu. Syafii menuturkan tengah bernegosiasi agar beban bunga tak sepenuhnya ditanggung perseroan. Dia tak menyebut besaran beban bunga, tapi menyatakan jumlahnya tak terlalu besar.
Adapun untuk perolehan kontrak, Wika Beton mendapat Rp 5 triliun hingga November 2017 dari target tahun ini Rp 7 triliun. Perolehan kontrak itu naik 24 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu senilai Rp 4,03 triliun.