TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya membocorkan strateginya dalam menggenjot pertumbuhan di sektor pariwisata selain dengan upaya-upaya reguler yang rutin dilakukan. Strategi khusus itu adalah mengalokasikan 50 persen anggaran promosi pariwisata di sektor digital.
"Kalau di dunia, orang-orang menaruh promosi melalui digital hanya 30 persen," tuturnya saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu, 9 Desember 2017.
Menurut dia, peralihan ke dunia digital, misalnya online travel agent, merupakan suatu keniscayaan. Sehingga para pelaku industri mau tak mau harus bisa memanfaatkannya.
Dengan formula itu, Arief menggelontorkan separuh anggaran promosi untuk beriklan melalui media konvensional, seperti televisi, majalah, koran, radio, dan media online. Adapun separuhnya lagi ke pemain digital, seperti Google, Baidu, dan Tripadvisor.
Strategi itu terbukti jitu. Buktinya, kata dia, pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia mencapai 24 persen. "Itu kan masuk ke top 20 fastest growing tourism industry in the world," katanya. Arief memasang target 15 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun ini.
Baca: Pengin Keliling Jakarta Naik Helikopter Helicity? Ini Ongkosnya
Setelah diejawantahkan ke dalam target bulanan, Arie melanjutkan, hingga September, sasaran itu masih mungkin tercapai. Hanya, semenjak musibah bencana Gunung Agung pada Oktober lalu, target itu lepas. Dia optimistis bisa mencapai target 14 juta wisman hingga akhir tahun.
Dengan dilancarkannya strategi yang dapat mendorong pertumbuhan yang konsisten itu, Arief meyakini pariwisata bisa menjadi industri andalan Indonesia. "Itulah rahasia pertumbuhan pariwisata bisa besar. Jangan bilang ke Malaysia, ya. Rahasia ini," ucapnya berkelakar.