TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar, menyatakan tidak ada miskomunikasi yang terjadi antara pihaknya dan PT Pertamina (Persero) Tbk soal kelangkaan gas elpiji 3 kilogram dalam beberapa hari terakhir ini. Menurut dia, faktor cuaca menjadi salah satu penyebab tersendatnya pasokan elpiji tersebut.
"Bukan kelangkaan, tapi kekurangan pasokan sementara," kata Arcandra usai menghadiri acara Indonesianisme Summit 2017 di Jakarta, Sabtu, 9 Desember 2017.
Baca: Pertamina Bantah Ada Pengurangan Stok Gas Elpiji 3 Kg
Lebih jauh Arcandra menyebutkan persoalan ini tengah diatasi oleh Pertamina, sebagai pihak yang bertugas untuk mendistribusikan gas jenis ini. "Semoga ini bisa diatasi," ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh PT Pertamina (Persero). Perusahaan pelat merah itu membantah terjadi kelangkaan elpiji 3 kilogram di sejumlah daerah. Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan yang terjadi adalah kekurangan pasokan bahan bakar gas bersubsidi tersebut.
"Bukan kelangkaan, kalau kelangkaan itu kan enggak ada barangnya sama sekali. Ini kekurangan pasokan," kata Iskandar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Iskandar mengatakan Pertamina telah memasok elpiji 3 kg di sejumlah daerah yang dikabarkan mengalami kekurangan itu. Di Bogor misalnya, Pertamina telah memasok 560 tabung. Sejumlah daerah lainnya yang sebelumnya dikabarkan mengalami kekurangan pasokan pun telah teratasi. "Aceh kemarin, tapi sudah reda. Kalimantan Selatan sudah reda juga. Riau sama Sumbar sudah duluan (reda) dan sudah selesai," tuturnya.
Pertamina, kata Iskandar, juga mengecek ke titik-titik yang menjual elpiji 3 kg tersebut. "Sumatera Selatan mulai hari ini ya, OP (operasi pasar). Bukan OP ya, tapi menambah pasokan ke seluruh kabupaten supaya jangan sampai ada gejolak," ucapnya.
Sebelumnya dalam beberapa hari terakhir ini, kelangkaan gas elpiji tiga kilogram terjadi di berbagai daerah, seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sejumlah warga di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bahkan mengaku di beberapa kecamatan kesulitan kelangkaan gas yang juga disebut gas melon itu sudah berlangsung sebulan terakhir.
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Maxensius Tri Sambodo, sudah lama menyebut bahwa orang kaya pengguna elpiji subsidi ini terus bertambah. Tercatat, pada 2016, jumlah rumah tangga pengguna elpiji tiga kilogram pada desil 10 berjumlah 3.738.415 pengguna atau meningkat 5,10 persen dari 2015 sebesar 3.556.911.
"Mereka membeli bisa jadi karena tidak ada pilihan (elpiji 5,5 kg dan 12 kg), harganya lebih murah, atau alasan lain," ujar Maxensius di Indonesia Science Expo, Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 24 Oktober 2017.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | MUHAMMAD HENDARTYO