TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat ada empat tantangan utama yang harus disikapi oleh generasi muda Indonesia guna menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Agusman, menyampaikan tantangan pertama adalah menguatnya peran emerging market, termasuk Indonesia sebagai episentrum dari aktivitas dan dinamika dunia. Hal ini sejalan masih tingginya laju pertumbuhan ekonomi negara berkembang.
Dengan laju pertumbuhan ekonomi yang terjaga, lanjutnya, kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) negara berkembang seperti Indonesia diproyeksikan akan mencapai 50 persen dari porsi PDB dunia pada 2050.
“Dampaknya, pelaku usaha dunia akan memfokuskan bisnisnya kepada negara-negara yang tergolong emerging markets. Dengan kondisi tersebut, apakah Indonesia akan menjadi pemain utama atau hanya sekedar penonton,” ujar Agusman ketika membawakan Kata Sambutan Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo dalam Pembukaan Leadership Camp Generasi Baru Indonesia (GenBI) 2017, di Bogor, Jumat, 6 Desember 2017.
Baca: BI: Ekonomi Kreatif-Pariwisata Bakal Menopang Pertumbuhan Jakarta
Agusman menambahkan, tantangan kedua adalah kehadiran teknologi yang semakin mendominasi kehidupan masyarakat, baik dari sisi skala, cakupan, serta dampak yang ditimbulkan.
Dengan bantuan sistem otomasi, kecerdasan buatan, maupun konsep internet of things dalam dua tahun ke depan, diperkirakan akan ada 5 juta pekerjaan yang hilang akibat munculnya inovasi di bidang teknologi.
“Oleh karena itu, jangan heran jika dalam waktu dekat, saingan terdekat kita bukan lagi tenaga kerja lulusan universitas ternama, melainkan keberadaan teknologi terapan termutakhir,” ujarnya.
Selanjutnya, Agusman mengungkapkan tantangan ketiga yang juga harus menjadi perhatian, yaitu perubahan komposisi demografi penduduk dunia. Perubahan ini akan berimbas pada produktivitas maupun dinamika dunia.
Baca: BI: Biaya Transaksi Antar Bank Bakal Turun
Contoh ekstrim, komisi PBB untuk Statistik Ekonomi Eropa mengungkap pada 2050 jumlah penduduk di negara Austria hanya sebanyak delapan juta jiwa.
Hal itu tidak jauh berbeda dengan jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan saat ini. “Fenomena ini yang selanjutnya memperkecil ketersediaan tenaga kerja sehingga mendorong pelemahan produktivitas sekaligus perilaku konsumsi negara Eropa," ujarnya.
Tantangan terakhir, ungkap Agusman, adalah fenomena kehadiran generasi milenial, generasi muda yang senantiasa penuh dengan ide-ide segar, tetapi pada saat yang sama juga haus akan pengakuan.
“Generasi milenial memiliki selera, nilai-nilai, serta gelora yang berbeda dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang berbeda dalam penanganannya,” katanya.
Leadership Camp merupakan program tahunan BI dalam pengembangan wawasan, pengalaman, dan motivasi kepemimpinan bagi GenBI, komunitas mahasiswa penerima beasiswa dari BI. Program ini telah tiga kali diadakan oleh Bank Indonesia sejak 2015.