TEMPO.CO, Samarinda - Kepala Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur (BI Kaltim), Harry Aginta, mengatakan kini pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur tak lagi minus, bahkan pertumbuhannya membaik.
“Data triwulan ketiga tumbuh membaik. Jika tahun 2015 dan 2016 itu minus, 2017 sudah positif. Bahkan positifnya besar, 3,54 persen,” kata Harry di Samarinda, Jumat, 8 Desember 2017.
Keyakinan itu dia sampaikan karena BI Kaltim memprediksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan keempat akan mencapai 3 persen. Angka itu diakui merupakan pertumbuhan yang baik.
Harry juga memaparkan faktor harga komoditas batu bara masih menjadi yang utama dalam pengaruh pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Adapun pengaruh sektor pertambangan secara menyeluruh mencapai 46 persen.
“Tapi, yang perlu dicatat, yang menggerakkan positif tadi masih harga komoditas, masih batu bara, jika kita hitung berdasarkan PDRB (produk domestik regional bruto),” ucap Harry.
Baca: Jokowi: Kondisi Saat Ini Lebih Baik Dibanding Tiga Tahun Lalu
Sebagai informasi, Harry menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dihitung dari PDRB. PDRB merupakan hasil kali jumlah produksi (volume barang-barang yang diproduksi di Kalimantan Timur), dalam satuan tonase, dengan harga (price).
“Nah, ternyata kuantitas barang produksi yang kita hasilkan pada 2017 dengan 2016 itu sama, tapi harganya naik. Jadi meningkatlah PDRB-nya,” tutur Harry. “Itu tidak mencerminkan secara riil pertumbuhan ekonomi. Misalnya harga tetap, ya, tetap minus.”