TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah bergerak melemah pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Kamis, 7 Desember 2017, sejalan dengan depresiasi mayoritas mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup melemah 0,06 persen atau 8 poin di Rp 13.554 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak fluktuatif cenderung melemah di kisaran Rp 13.541–Rp 13.557 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau bergerak di zona hijau dengan kenaikan 0,08 persen atau 0,076 poin ke 93,686 pada pukul 16.47 WIB.
Pergerakan indeks dolar AS sempat terdampak pernyataan Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Langkah Trump tersebut dinilai membahayakan upaya perdamaian di Timur Tengah sekaligus mengecewakan banyak pihak, termasuk sekutu Washington.
Baca: Rupiah Kembali Melemah, Ditutup Rp 13.546 per Dolar AS
Namun penurunan dolar dibatasi optimisme terhadap perkembangan proses perundang-undangan pajak AS oleh para pembuat kebijakan.
“Dampak aksi menjauhi aset berisiko yang melemahkan dolar akibat perkembangan di Timur Tengah terlihat terbatas,” ujar Yukio Ishizuki, senior currency strategist di Daiwa Securities.
“Kita masih melihat sejumlah pelaku pasar menjual dolar mereka, tapi dolar diposisikan untuk menyerap tekanan penjualan, banyak juga yang siap melakukan pembelian dari penurunan,” katanya lagi.
Bersama rupiah, mayoritas mata uang Asia terdepresiasi dengan yen Jepang memimpin pelemahan sebesar 0,31 persen. Pelemahan yen diikuti ringgit Malaysia dan rupee India yang masing-masing melemah 0,27 persen dan 0,08 persen.