TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan keberadaan Bitcoin atau mata uang digital lainnya tengah dipelajari oleh sejumlah bank sentral di berbagai negara. Meski demikian, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara tak menutup mata bahwa mata uang jenis baru tersebut memang tengah berkembang.
"Faktanya benar, gak cuma Bitcoin," kata Mirza saat ditemui usai menghadiri diskusi di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Desember 2017. "Saya heran pada nanya Bitcoin, padahal ada yang lain juga."
Baca: Investor Lokal Ini Beberkan Untung Besar dari Bitcoin
Polemik terkait keberadaan Bitcoinmemang masih terus berlanjut. Hal ini terjadi meski BI secara terang-terangan melarang penggunaan mata uang digital sebagai alat pembayaran, namun penggunaannya di masyarakat masih terus berlanjut.
Salah satu portal yang menyediakan salah satu mata uang digital, Bitcoin, adalah bitcoin.co.id. Dikutip dari laman resminya, sebanyak 673.378 tercatat sudah menjadi anggota hingga hari ini.
Dari pantauan Tempo, nilai tukar untuk satu Bitcoin hari ini mencapai sekitar Rp 185 juta, atau meningkat sekitar Rp 23 juta hanya dalam waktu dua hari. Dalam pantauan terakhir pada Senin, 4 Desember 2017, nilai tukar satu Bitcoin baru di kisaran Rp 162 juta.
Meski nilai Bitcoin mengalami fluktuasi, naik dan turun, namun Mirza mengingatkan bahwa mata uang ini wajib mendapat pengakuan dari otoritas moneter. Masalahnya, satu-satunya alat pembayaran yang sah dan diakui BI di Indonesia, kata Mirza, hanyalah Rupiah.
Meski melarang penggunaanya, Mirza mengatakan pihaknya tetap mempelajari keberadaan mata uang digital di Indonesia, salah satunya Bitcoin. Namun ia meyakini bahwa motif dari para pembuat Bitcoin sangatlah jelas, "agar mereka dipakai sebagai alat pembayaran."
Mirza enggan merinci apa tindakan hukum yang bisa diusahakan oleh BI terkait penggunaan dan peredaran mata uang ini. Untuk saat ini, Ia berharap setiap pelaku bisnis tidak menerima Bitcoin atau mata uang digital lainnya sebagai alat pembayaran. "Alat pembayaran ya rupiah," ujarnya.