TEMPO.CO, Jakarta -Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan dampak letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali tidak berpengaruh terhadap inflasi di Bali secara keseluruhan atau inflasi secara nasional. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan dampak inflasi yang ditimbulkan Gunung Agung bersifat lokal di wilayah tertentu saja.
“Secara keseluruhan tidak akan berpengaruh besar kepada pertumbuhan ekonomi. Mungkin untuk kabupaten sendiri iya,” kata Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta Pusat pada Senin, 4 Desember 2017.
Suhariyanto mengatakan kota dengan tingkat inflasi terbesar yakni Singaraja dengan inflasi 1,80 persen. BPS mencatat setidaknya ada tiga komoditas yang berpengaruh terhadap inflasi di Singaraja, yakni kenaikan harga pasir, beras, dan bawang merah.
“Sebagian pasir di Singaraja itu memang diambil dari Klungkung dan Karangasem, sehingga dia mungkin jalannya agak memutar, ongkos angkutnya menjadi lebih mahal,” ujar Suhariyanto.
Kota kedua di Bali yang inflasinya tergolong tinggi yakni Denpasar, kendati angkanya berjarak jauh dengan Singaraja, yakni sebesar 0,19 persen.
Baca: Inflasi November 0,20 Persen, Target Inflasi 2017 Tercapai?
BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 0.20 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 130,35 pada November 2017. Dari 82 kota IHK, sebanyak 68 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi di Singaraja yang menempati posisi teratas IHK-nya sebesar 138,11. Inflasi terendah terjadi di Bekasi dan Palopo, yakni sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing sebesar 126,24 dan 127,49.
Kota dengan deflasi tertinggi yakni Tual dengan 2,74 persen dan IHK sebesar 150,99, sedangkan deflasi terendah terjadi di Manokwari dengan 0,02 persen dan IHK 124,20.
Suhariyanto mengatakan, situasi akibat erupsi Gunung Agung lebih banyak berdampak ke jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. BPS mencatat jumlah wisatawan mancanegara yang tiba di Bandara Ngurah Rai turun dari 550,2 ribu pengunjung pada September 2017 menjadi 462,3 ribu pada bulan ini, atau terjadi penurunan sebesar 15,59 persen.
Secara akumulatif, inflasi pada Januari hingga Oktober tahun ini 2,87 persen. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2017, pemerintah menargetkan inflasi nasional sebesar 4 persen.