TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berencana memperketat pengawasan terhadap maskapai Garuda Indonesia akibat masalah keterlambatan penerbangan baru-baru ini.
“Kami akan awasi lebih ketat,” katanya di kompleks kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin, 4 Desember 2017.
Simak: Penjelasan Garuda Indonesia Soal Kacaunya Jadwal Penerbangan
Budi irit bicara saat ditanyai soal masukan Kementerian Perhubungan terhadap perusahaan maskapai pelat merah ini. Dia hanya mengatakan Kementerian akan terus melakukan pengawasan dan memastikan Garuda Indonesia memberikan kompensasi yang sesuai kepada penumpang. “Harus. Kalau kompensasi harus sesuai dengan ketentuan,” ujarnya.
Maskapai Garuda Indonesia mengalami kekacauan jadwal penerbangan pada Jumat pekan lalu. Ada sekitar 260 penerbangan Garuda Indonesia dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, ke berbagai tujuan dalam dan luar negeri, yang mengalami delay. Keterlambatan terjadi dalam kisaran waktu 1-7 jam. Pihak Garuda Indonesia mengatakan kondisi itu terjadi karena akumulasi dampak erupsi Gunung Agung, yang berujung pada penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, dan Bandara Lombok.
Di sisi lain, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebutkan manajemen Garuda Indonesia tidak tanggap terhadap situasi tersebut. YLKI juga beranggapan alasan akibat erupsi Gunung Agung itu terlalu simplistik.