TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) kini tengah melakukan uji pasar terkait produk Liquefied Petroleum Gas/LPG (gas elpiji) yang baru. Produk bernama Bright Gas ini merupakan jenis gas nonsubsidi dengan berat per tabung 3 kilogram (kg).
Menurut External Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita uji coba penjualan gas nonsubsidi seberat 3 kg tersebut dilakukan sejak November 2017 hingga Maret 2018. Uji coba penjualan terserbut dilakukan di dua wilayah yakni Tangerang dan Tangerang Selatan.
"Karena sifatnya masih uji coba dan terbatas, kami hanya coba jual pada 500 responden/orang saja," kata Arya ketika dihubungi Tempo pada Sabtu, 2 Desember 2017.
Simak: Konversi Gas Non-Subsidi Diklaim Mulus
Selama masa uji coba penjualan tersebut, Pertamina akan mencoba menjual sebanyak 500 tabung merek Bright Gas di dua wilayah tersebut. Namun, kata Arya, tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah itu akan bertambah.
"Sejauh ini kita akan menargetkan menjual sekitar 500 tabung. Tapi, jika ada permintaan tambahan ada diberikan," ucapnya.
Arya juga mengungkapkan bahwa nantinya gas 3 kg Bright Gas tidak akan meganggu peredaran gas 3 kg subsidi atau yang biasa dikenal dengan gas melon. Menurutnya, target pasar yang disasar keduanya berbeda.
Dalam hal ini, Bright Gas 3 kg akan menyasar rumah tangga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal itu dilakukan karena selama ini masih banyak rumah tangga menengah ke atas yang tetap membeli gas melon meskipun tidak masuk dalam kategori rumah tangga miskin.
Dalam masa uji coba ini Bright Gas dengan berat 3 kg akan dijual dengan harga Rp. 189.000 untuk pembelian awal termasuk tabung. Sedangkan untuk isi ulang, biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 39.000.
Kemudian, bagi konsumen rumah tangga yang ingin beralih ke elpiji Bright Gas tapi masih memiliki tabung 3 kg gas melon, bisa menukarkan tabung tersebut dengan membayar sebesar Rp. 80.000. "Tapi harga itu masih harga uji coba dan terbatas di dua daerah uji coba saja," ucapnya.