TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Perhubungan memberikan perhatian khusus terhadap keamanan penerbangan di sekitar wilayah Gunung Agung di Bali. Hal ini untuk menghindari abu erupsi Gunung Agung yang bisa membahayakan kondisi penerbangan.
"Otoritas bandara juga harus memperhatikan keamanan penerbangan, karena abunya berbahaya," ujarnya saat ditemui awak media usai menghadiri acara CEO Forum di Raffles Hotel, Jakarta Pusat, Rabu, 29 November 2017.
Abu erupsi dari Gunung Agung ditengarai bisa membahayakan mesin pesawat jika abu vulkanik masuk ke dalam mesin pesawat. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Agus Santosa membebarkan hal tersebut.
Menurut Agus, tidak hanya ledakannya namun juga debu vulkanik Gunung Agung dapat membahayakan kinerja pesawat. Dalam keterangan tertulisnya, Agus menjelaskan beberapa bahaya yang timbul akibat debu vulkanik bagi beberapa komponen pesawat terbang.
Pertama adalah saat debu vulkanik masuk ke tabung pengukur kecepatan (plugs tubes) pesawat maka dapat menyebabkan kerusakan dan kekeliruan dalam membaca kecepatan pesawat. Bahaya kedua adalah debu vulkanik yang memiliki kontur tajam dapat menggores kaca kokpit saat pesawat terbang melaju dengan kecepatan di atas 500 mil per jam. Dampaknya pandangan pilot menjadi sangat terbatas.
Bahaya yang keempat, jika debu vulkanik tersedot ke dalam mesin, maka turbin dapat rusak dan meleleh karena suhu yang sangat panas pada area mesin. Hal ini juga bisa berdampak pada rusaknya fungsi baling-baling pesawat turboprop dan mengganggu kinerja mesin jet serta komponen vital lainnya.
Agus melanjutkan, bahaya keenam adalah saat debu vulkanik yang masuk ke dalam mesin turbin meleleh lalu membeku pada bilah turbin, maka akan terjadi penggumpalan dan melapisinya. Hal ini akan membuat aliran udara normal dan mengakibatkan mesin kehilangan tenaga atau mati.
Bahaya yang terakhir, yakni debu vulkanik dapat melapisi sistem sensor suhu bahan bakar pesawat. Jika hal tersebut terjadi, maka sensor akan memberikan indikator yang keliru seolah mesin dalam kondisi dingin. Hal ini akan membuat pemakaian bahan bakar meningkat dan menaikkan panas. Dampaknya turbin dapat rusak dan membuat mesin mati.